HIV/AIDS Dari LGBT

CIMAHI – Hingga Oktober 2018, ada sekitar 377 orang terjangkit HIV/Aids. Jumlah mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 313.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Romi Abdurrahman menyebutkan, pada 2016 jumlah yang terjangkit HIV/Aids ada sekitar 307 orang. Sehingga, sampai tahun ini dapat dikatakan kenaikan cukup tinggi. Bahkan, hingga akhir Desember yang akan datang bisa saja penderita akan bertambah.

Menurutnya, penularan kebanyakan terjadi akibat dari dari hubungan seks sesama jenis. Sehingga, kaum gay menjadi paling banyak terjangkit penyakit HIV/Aids. Sedangkan, pengguna narkoba menempati posisi kedua sebagai orang yang beresiko tertular.

Dia menuturkan, sekitar 10 tahun yang lalu, kasus HIV/Aids tertinggi itu disebabkan oleh penggunaan jarum suntik yang bergantian. Namun, saat ini trennya penularan lebih disebabkan karena hubungan seks yang berganti-ganti pasangan.

“Dibandingkan akibat jarum suntik, kini HIV/Aids tertinggi itu akibat hubungan seks,” kata dia.

Selain itu, jika dirinci kasus penularan HIV/Aids dari ibu ke anak sebanyak 18 kasus atau sebesar 6 persen, penularan akibat perilaku transeksual sebesar 60 persen, dan yang melalui jarum suntik sebesar 34 persen.

“Untuk penderita laki-laki sebesar 67 persen dan perempuan 27 persen serta waria 6 persen. Peningkatan kasus penularan kasus HIV/Aids di Kota Cimahi hampir seluruhnya lewat hubungan seksual,” bebernya.

Penularan virus HIV sebenarnya bukan karena masalah orientasi seksual seseorang, namun lebih menitikberatkan pada seperti apa perilaku orang tersebut dalam melakukan hubungan seksual dengan pasangannya ataupun.

“Di Kota Cimahi dan Bandung Raya, tren penularan virus HIV justru lebih banyak melalui LGBT, khususnya pada kategori gay dan waria atau LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki),” tegasnya.

Untuk antisipasi agar tidak bertambahnya penderita HIV itu, Dinkes Kota Cimahi mengimbau agar masyarakat tidak melakukan perilaku yang beresiko, seperti hubungan seks bebas dan mengunakan narkotika dengan jarum suntik secara bergantian.

Selain itu, kelompok waria, gay, wanita pekerja seksual (WPS) dan Pengguna Napza suntik (Penasun) yang ada di Kota Cimahi kerap diperiksa kesehatannya untuk antisipasi penularan penyakit HIV.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan