Anomali Cuaca di Jawa Barat Disebabkan Elnino

BANDUNG – Masyarakat Kota Bandung akhir-akhir ini tengah dibingungkan dengan cuaca yang terkesan labil antara musim hujan atau kemarau. Pasalnya, cuaca seketika bisa saja berubah dari panas menjadi hujan ataupun sebaliknya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Stasiun Geofisika Kelas Satu Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan jika kondisi tersebut masuk dalam masa pancaroba di mana adanya masa peralihan dari kemarau ke musim penghujan. Meski terjadi hujan, tapi intensitas masih ringan hingga sedang.

Dia menjelaskan, di Jawa Barat akan terdapat beberapa daerah yang mengalami hujan hingga akhir Oktober, di antaranya Kota Bandung, Kabupaten Bandung. Kemudian, Kabupaten Bandung Barat pada bulan November serta di bulan Desember adalah Indramayu dan Cirebon.

”Memang variatif dan kondisi pola hujannya beragam antara wilayah selatan dan wilayah Utara,” kata Tony di Bandung, kemarin.

Dikatakan Tony, pada Agustus hingga September memang terpantau fenomena elnino sedikit melemah karena adanya pengurangan uap air di wilayah Indonesia. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan uap air tertarik ke wilayah Benua Afrika di sekitar Pasifik dan menyebabkan curah hujan Indonesia berkurang.

”Sekarang sudah mulai berkurang dampak dari fenomena elnino lemah tadi meskipun itu juga menyebabkan musim hujan di tahun ini agak mundur,” kata dia.

Tony mengungkapkan, kemunduran waktu atau musim hujan secara umum di Jawa Barat akan terjadi sekitar sepuluh hari. Selain itu, kata dia, beberapa daerah lainnya yang mengalami kemunduran antara sepuluh hingga 20 hari.

”Penyebab kemunduran ya karena ada elnino tadi yang mengurangi jumlah uap air, tetapi secara umum untuk musim hujannya untuk tahun ini normal,” kata dia.

Di masa pancaroba, Tony menyebut masyarakat harus berhati-hati mengingat masa pancaroba itu cuaca mudah berubah, misalnya pagi panas, siang berawan kemudian menjelang sore berpotensi hujan yang waktunya singkat.

”Masa pancaroba berpotensi cuaca ekstrem karena berpeluang membentuk awan comulonimbus yang umumnya berpotensi menyebabkan angin kencang dan hujan lebat namun durasinya singkat,” kata dia. (mg1/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan