Pasar “Cermat” Resmi Dicopot

NGAMPRAH– Sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat dengan jargon “Cermat” mulai dicopot. Beberapa nama pasar itu adalah Pasar Cermat Panorama dan Pasar Cermat Lembang, Pasar Cermat Batujajar, Pasar Cermat Cililin, dan Pasar Cermat Cisarua, yang namanya kemudian dikembalikan ke nama asal.

“Betul nama Cermat di lima pasar yang sudah terpasang kami lepas. Pertimbangannya karena banyak aspirasi dari pedagang yang ingin mengembalikan nama asli dari pasar-pasar itu,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB Maman Sulaiman di Ngamprah, kemarin.

Maman mencontohkan, Pasar Cermat Cisarua awalnya bernama Pasar Barukai. Kemudian Pasar Cermat Lembang awalnya bernama Pasar Buah-Buahan Lembang. Kondisi itu dikeluhkan para pedagang karena menganggap pergantian nama itu jadi membuat ikon dan ciri khas pasar buah selama ini menjadi hilang. Akibatnya, berdampak kepada sepinya pembeli karena beranggapan pasar itu sama dengan pasar umum.

Pedagang menganggap pergantian nama itu menjadi tidak mencerminkan pasar buah. Alhasil, banyak pedagang yang memilih tidak berjualan dan merugi karena tidak sanggup membayar retribusi. Diketahui, Cermat (Cerdas, rasional, Maju, Agamis, dan Sehat) merupakan visi dari Bupati KBB Abubakar selama 10 tahun. Disinggung mengenai apakah penurunan kata Cermat itu karena bergantinya kepemimpinan di KBB, dia menjawab.

 

“Pemerintahan ini kan bukan kerajaan dan Cermat adalah visi bupati lama. Sebagai bawahan saya harus merespons aspirasi dari pedagang maupun pimpinan, yang menginginkan nama pasar itu dikembalikan kepada sejarah dan kebanggaan warga Lembang,” ungkapnya.

Ditanya apakah nanti visi Bupati dan Wakil Bupati Aa Umbara Sutisna-Hengki Kurniawan yakni ‘Akur’ akan dipasang menggantikan ‘Cermat’, Maman menyebutkan Bupati Aa Umbara tidak menginginkan hal tersebut. Bupati mengaku visi Akur dengan jargon ‘Lumpat’ cukup disosialisasikan melalui program kerja mulai dari tingkat RT, RW, Desa, hingga Kecamatan. Jadi tidak harus melekat pada nama pasar atau fasilitas publik lainnya. “Keinginan Pak Bupati baru tidak mau seperti itu (Akur jadi nama tempat). Beliau hanya ingin semua jajarannya lumpat (lari) merealisasikan progran kerja sesuai dengan visi Akur,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan