Ridwan Kamil: Terima Kasih

Setelah mencintai kota ini melalui peran masyarakat, akhirnya minta izin ke keluarga saya. Bagaimana kalau menjadi wali kota Bandung. Mak Ci tidak setuju. Ibu Atalia tidak setuju. Masuk ke lingkungan baru, akan menjadi keranjang problem. Akhirnya saya bilang ke ibu: mudah-mudahan dengan menjadi wali kota akan memberi kebermanfaatan lebih untuk kota. Alhamdulillah terpilih.

Saya mengulangi pengulangan diremehkan. Saya buktikan dengan kerja. Waktu jadi arsitek, saya diremehkan dan dijawab dengan karya dan penghargaan. Termasuk saat jadi wali kota. Seperti dulu. Saat awal menjabat. Tidak punya transisi. Sehingga tidak punya anggaran sampai akhir tahun.

Saya banyak akal. Walaupun tidak punya anggaran, alun-alun beres. Akhirnya persepsi masyarakat pun berubah. Hidup boleh banyak tantangan, tapi jangan pernah menyerah. Ikhtiar adalah tugas manusia. Berhasil atau tidak itu wilayah Allah SWT. Allah tidak akan membuat takdir yang keliru. Allah akan memberikan skenario terbaik.

Saya adalah orang yang berorientasi pada hasil. Hasilnya Bandung harus juara. Prosesnya bagaimana, lihat nanti. Pegang dulu ujungnya. Kita harus paham ujungnya. Ternyata, misalkan peraturan bicara gak mungkin, maka cari solusi.

Pada KAA 2015 ada 20 proyek demi wajah Bandung geulis menyambut tamu sedunia. Kalau pakai jalur normal paling tidak harus tuntas 2 tahun. Tapi ternyata hanya butuh 60 hari karena sistem, karena kerja keras sehingga turun Peraturan Presiden tentang lelang yang membawa kita kepada perubahan itu.

Itulah buah kecintaan saya bahwa hidup itu jangan apa adanya. Justru harus memberikan lebih. Karena kalau cinta, berilah lebih. Kalau Bandung sedang jelek, jangan dipoyok (dihina). Kalau Bandung sedang bagus, berbanggalah. Energi kenapa Bandung luar biasa itu karena CINTA. Cinta ini melebihi segalanya, gak pake itungan.

Saya hanya ingin melihat Bandung Bahagia. Warganya pun bahagia. Saya ke alun-alun banyak masyarakat, alhmadulillah. Lihat “jurig” di Asia Afrika. Dikejar ibu-ibu di Jalan Jawa hanya untuk bilang ‘Pak Wali, saya mau umroh. Mau doakan Pak Wali’.

Disebut ada 348 penghargaan. Artinya ada 348 perubahan karena penghargaan itu apresiasi. Saya lima tahun di Amerika. 2 tahun di Hongkong. Dunia berubah begitu cepat. Saya ingin Bandung pun begitu. Tidak diam di tempat. Makanya hadir banyak perubahan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan