”Untuk itu solusi salah satunya relokasi atau ganti untung akan sulit dan bukan hal yang sederhana. Oleh karena itu, kita memerlukan bicara dan diskusi dengan banyak pihak tidak hanya satu orang saja untuk ada kesepakatan yang tidak merugikan warga korban kebakaran ini,” terangnya.
Namun demikian, dirinya percaya apabila semua pihak bisa berdiskusi terutama melibatkan masyarakat yang menempati tanah milik salah satu BUMN ini. Niscaya kesapakatan yang sama-sama tidak merugikan akan muncul.
“Mudah-mudahan akan ada jalan keluar yang sangat baik atas permasalahan ini, baik itu pasca kebakaran maupun persoalan korban yang menempati tanah milik BUMN ini,” harapnya.
Di samping itu, dirinya pun berjanji akan mendorong terhadap perbaikan tata ruang di Kota Bandung terutama diwilayah terdampak. Sebab, kawasan perkotaan diakui memang permukiman khususnya padat penduduk menjadi persoalan yang sangat penting dan pelik.
Di sisi lain, Arief pun sangat berharap setelah kejadian ini masyarakat tidak ada lagi yang mengambil listrik dari pararalel lisrik. Sebab, akan memicu kebakaran dari korsleting listrik. Untuk itu, atas kejadian ini diharapkan warga mulai sadar untuk menggunakan listrik dari satu meteran atau satu token listrik.
”Kita lebih imbau untuk meningkatkan kehati-hatian, tidak boleh mengambil listrik dari pararel listrik orang lain lagi, dan saya akan minta kepada RW-nya untuk melarangnya dan melakukan sosialisasi terutama bahayanya,” pungkasnya. (mg2/rie)
