BANDUNG – Kinerja bisnis bank bjb syariah pada triwulan II tahun 2018 kembali menunjukan pertumbuhan yang cemerlang. bank bjb syariah berhasil mencatat laba sebesar Rp18 miliar. Artinya, capaian tersebut melebihi target revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yakni sebesar Rp13 miliar.
“Alhamdulillah pada triwulan II kami meraih laba Rp18 miliar. Di akhir tahun, kami rencanakan dapat meraih laba sebesar Rp33 miliar. Semoga di semester II dapat lebih bagus dari semseter I,” ujar Direktur Utama bank bjb Syariah Indra Falatehan saat Business Review di Lembang Asri Resort pada Senin (16/7/2018).
Adapun fokus utama bank bjb syariah di tahun 2018 adalah melakukan upaya pemulihan serta mengganti pencadangan. Selain itu, aset bermasalah juga tengah ditangani secara perlahan. Dengan begitu, ekspansi dan pertumbuhan dapat berlangsung terencana.
“Aset yang tidak produktif akan kami hapus buku dan ganti. Kami akan tumbuh di aset yang berkualitas seperti konsumer. Selain itu, kami juga akan fokus pada segmen komersial sebagai pilar kedua dengan melakukan sindikasi,” ujar Indra.
Di sisi lain, bank bjb sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) dari bank bjb syariah membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk melakukan kerjasama terkait layanan produk dan jasa. Terlebih, terdapat beberapa segmen bisnis yang tidak saling digarap oleh kedua bank, seperti contohnya produk cicil dan gadai emas.
“Kami bangga dan apresiasi karena bank bjb syariah sudah dapat menghasilkan laba. Saya yakin pertumbuhan ini akan konsisten, berkesinambungan dan meningkat. Kami akan menjaga bank bjb syariah agar tumbuh positif dan berkualitas. Seluruh kesempatan dan roda bisnis juga akan kami kerjasamakan,” ujar Direktur Konsumer dan Ritel bank bjb, Suartini di waktu dan tempat yang sama.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jawa Barat OJK, Sarwono menegaskan dukungan penuhnya terhadap kemajuan perbankan syariah. Pasalnya perkembangan industri perbankan nasional, baik konvensional maupun syariah berjalan konsisten.
Rata-rata pertumbuhan perbankan konvensional sebesar 9%. Sementara perbankan syariah rata-rata tumbuh sebesar 8%. Hal tersebut sudah berlangsung konsisten di Indonesia selama tiga tahun berturut turut, khususnya di Jawa Barat.