Menu dan Selera Lokal ala Ridwan Kamil

Jika agenda kerja mengharuskannya berkantor di Balaikota, untuk menu makan siangnya, ajudan dan staf pribadi biasanya menyiapkan menu seperti yang telah dijelaskan di atas. Menu khas sunda, lengkap dengan tahu dan tempe. Sesekali, Wali kota dengan sekitar 13 juta follower di media sosial ini makan siang bersama ajudan dan beberapa orang staf di luar kantor. Pilihannya bisa macam-macam.

Misalnya, Kang Emil tak sungkan makan siang berdesakan di RM Padang Malah Dicubo, yang lokasinya menyempil di terminal Stasiun Hall Kota Bandung. Atau sekali waktu, Kang Emil juga makan sajian makanan barat di cafe-cafe seputar jalan Riau dan Progo, yang memang menawarkan beragam variasi menu dan makanan.

Kang Emil sejatinya bukan orang yang punya pantangan dalam urusan makanan. Prinsipnya dalam urusan mengisi perut masih mengikuti tagline zaman old yaitu empat sehat, lima kenyang. Eh, maksudnya sempurna. Tapi untuk alasan kesehatan, Kang Emil sekarang ini menghidari daging merah, dan lebih memperbanyak sayuran dan buah-buahan yang kaya serat.

Jika sedang bertugas dan melakukan kegiatan kedinasan di mancanegara, Kang Emil juga tak rewel dan siap dengan sajian apa saja, yang penting halal. JIka sedang bertugas ke negara-negara eropa, maka pilihannya adalah restoran indonesia atau makanan asal turki semisal kebab, atau nasi kari. Jika berada di AS, Kedai kaki lima ‘Halal Guys’ senantiasa menjadi pilihan. Selain karena halal, juga enak dan harganya terjangkau.

Meski tidak terlalu suka ngemil, namun jika sedang berbincang santai dengan beberapa orang, Kang Emil tak menolak penganan dan camilan yang disajikan. Makanan tradisional seperti opak, ranginan, kembang goyang, lapis ketan, sesekali juga turut dicicipinya. Gorengan seperti gehu (toge dan tahu), bala-bala (bakwan dalam bahasa sunda), pisang goreng, comro dan cireng, juga digemarinya. Hanya saja, ia tak mengonsumsi banyak. Satu-dua saja sudah cukup untuknya. Sebelum menyantap gorengan tadi, biasanya ia mengambil tisu dan mencocolnya ke gorengan, untuk menyerap minyaknya, sehingga kadar minyak gorengan jadi lebih sedikit, karena diserap tisu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan