Memperkuat Karakter Siswa Dengan Belajar Beladiri

Jepang adalah negara yang mengekspor banyak jenis beladiri ke belahan penjuru dunia. Beberapa beladiri yang terlahir dan tumbuh di Jepang diantaranya karate, judo, kempo, aikido, iaido, dan sumo. Setiap beladiri yang berasal dari Jepang terdapat nilai-nilai bushido. Bushido adalah sebuah kode etik ksatria golongan samurai dalam feodalisme Jepang. Bushido berasal dari nilai-nilai moral samurai, paling sering menekankan beberapa kombinasi dari kesederhanaan, kesetiaan, penguasaan seni bela diri, dan kehormatan sampai mati. Bushido dalam tradisi beladiri jepang itu adalah nilai karakter pada saat ini yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.

Di Indonesia terdapat pula satu jenis beladiri yang menjadi kebanggan negeri, yaitu pencak silat. Dalam pencak silat terkandung juga nilai-nilai karakter dan budi pekerti yang kurang lebih mirip dengan semangat bushidonya beladiri Jepang. Budi pekerti tersebut adalah Taqwa, Tanggap, Tangguh, Tanggon, dan Trengginas. Taqwa berarti beriman teguh kepada Tuhan YME dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tanggap berarti peka, peduli, antisipatif, proaktif dan mempunyai kesiapan diri terhadap setiap perubahan dan perkembangan yang terjadi berikut semua kecenderungan. Tangguh berarti keuletan dan kesanggupan mengembangkan kemampuan. Tanggo dalam bahasa jawa berarti sanggup menegakan keadilan, kejujuran dan kebenaran, tangguh, konsisten dan konsekuen memegang prinsip. Trengginas berarti enerjik, aktif, eksploratif, kreatif, inovatif, berfikir kemasa depan, prospektif dan mau bekerja keras untuk mengejar kemajuan.

Seorang siswa yang berlatih beladiri akan mempunyai nilai budi pekerti yang tentunya berbeda dengan siswa lainnya yang tidak berlatih. Ciri-ciri seorang siswa dengan kemampuan beladiri biasanya mempunyai kepercayaan diri serta kesabaran yang tinggi. Disamping itu, akan cepat dan tepat dalam mengambil keputusan dan akan mudah untuk menyelesaikan permasalah secara taktis.

Indonesia saat ini membutuhkan banyak problem solver dalam setiap permasalahan bangsa dan itu salah satunya diharapkan dari para siswa yang berlatih beladiri. Jikapun ada yang malah menjadi troublemaker, maka janganlah menyalahkan beladirinya, bisa jadi karena itu hanyalah kelakuan oknum, bukan bicara beladiri secara keseluruhan.**

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan