Rela Botak Demi Penderita Kanker

BANDUNG – Puluhan warga kota Bandung dari berbagai kalangan rela mencukur gundul rambutnya, kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Kanker Anak (HKA). Yang kali ini mengambil tema #beranigundul di Lucky Square Jalan Terusan Jakarta kota Bandung, Sabtu (3/3).

Kepala Cabang Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Bandung, Maria Dwi Aquarina Magda mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bentuk solidaritas pihaknya pada penderita kanker. Karena hal itulah, sebut Mari, pihaknya serenta menggundulkan rambut. Alasannya sebut Maria, bagi penderita kanker gundul merupakan salahsatu efek dari kemoterapi. Sehingga menjadi awareness bagi masyarakat yang belum tahu anak bisa kena kanker.

”Rontoknya rambut penderita kanker merupakan efek dari kemoterapi,” ujar Maria.

Dia menjelaskan, jenis kanker yang diderita anak-anak cukup beragam, antara lain kanker darah, mata, otot, tulang, tumor ginjal, hingga kanker hati. Dari berbagai jenis kanker tersebut, yang paling banyak diderita anak-anak adalah kanker darah dan mata.

”Sejauh ini kami berhasil mendampingi sedikitnya 350 anak penderita kanker hingga kondisi mereka pulih dan sembuh total. Ratusan anak tersebut diselamatkan sepanjang empat tahun sejak 2015-2018,” katanya.

Menurutnya kesempatan sembuh bagi anak-anak penderita kanker lebih besar ketimbang dewasa. Tapi masih banyak yang belum sadar akan penyakit tersebut, sehingga kadang sudah dalam keadaan parah. ”Kalau di dunia maka rasionya dari Seribu orang ada Empat Ratus anak yang terkena kanker. Maka kami memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kanker, karena penyembuhan kanker tidak mudah dan murah,” ujarnnya.

Dia akuinya, YKAKI cabang Bandung sudah melakukan pendampingan terhadap para penderita kanker anak di seluruh Jawa Barat. Pendampingan utamanya dilakukan terhadap pengidap kanker yang berasal dari keluarga pra-sejahtera. Para orang tua dan anak yang bergelut dengan kanker tersebut dihimpun di sebuah wadah perhimpunan Rumah Kita.

“Untuk standar usia anak, kami merujuk pada ketentuan Childhood Cancer International yakni antara satu hari hingga 19 tahun. Penanganan medis tergantung jenis kanker dan seberapa parah kanker sudah menyerang, jadi bisa bermacam-macam,” terang dia.

Pada kesempatan sama, Public Relation Manager Panfila Indosari, Irene Sugihrehardja menambahkan, pihaknya mendukung program tersebut, terlebih sebagai dukungan kepada penderita kanker anak-anak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan