Kabupaten Bandung Bersih Sampah Tahun 2020

”Ada beberapa metoda dalam pengurangan sumber sampah untuk industri berarti perlunya teknologi proses yang berlimbah serta packing produk yang ringkas, minim serta ramah lingkungan. Sedangkan bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organic. Seperti kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan,” kata Asep Kusumah kepada Jabar Ekspres saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (12/12)

Menurut Asep, DLH kali ini terus menyerukan penangan sampah terpadu berbasis sabilulungan dengan berbagai metode. Karena hal itu merupakan suatu upaya mensosialisasikan secara praktis teknik-teknik pemilahan sampah yang sederhana yang dapat diterapkan bagi rumah tangga, sebab sesungguhnya kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal.

”Bagaimana mengajak semua lapisan untuk peduli lingkungan. Salahsatunya dengan mengajak masyarakat untuk membuat Lubang Cerdas Organik (LCO), karena 60 persen sampah berbentuk organik. Memberikan pencerahan tentang buang sampah rumah tangga ke lokasi TPS terdekat, dan metode lain dalam program penanganan sampah terpadu,” jelasnya

Lebih lanjut Asep menjelaskan secara teoritis apabila program daur ulang sampah dengan sistem terpadu dapat dilakukan, maka sampah yang tersisa hanya tinggal 15-20 persen saja. Hal itu akan mengurangi rotasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan umur TPA akan semakin panjang. Sejak beberapa tahun lalu, DLH telah melakukan kajian sistem pengelolaan sampah terpadu menuju zero waste. Selain kajian teknologi daur ulang dan pengkomposan, juga telah dan sedang dilakukan pengkajian tentang incinerator yang lebih efisien dan ramah lingkungan serta telnologi land filling dengan sasaran TPA nya dapat diguna ulang. Berbagai teknologi yang dapat diterapkan dalam berbagai pendekatan pengelolaan sampah di atas menunjukkan bahwa masalah persampahan tetaplah mengandung dimensi Iptek.

”Namun juga disadari penanganan masalah sampah tidak akan sanggup diselesaikan oleh pendekatan teknologi saja. Sebab pengelolaan sampah hakekatnya adalah aktivitas ke-sistem-an, bukan aktivitas individual. Teknologi hanyalah pendukung satu sub sistem saja yakni aspek teknis operasional. Kesuksesan sistem tersebut akan sangat bergantung dari subsistem-subsistem lainnya seperti, hukum, kelembagaan, pembiayaan dan aspek peran serta masyarakat yang paling utama,” akunya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan