Diskusikan Nasib Lagu Pop Sunda

jabarekspres.com, BANDUNG – Untuk membangkitkan Eksistensi lagu-lagu Pop Sunda digelar Lokakarya Pop Sunda dengan tagline “Jati Diri dan Eksistensi Nilai-nilai Kasundaan” yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Pendidikan Seni Musik UPI Bandung Angkatan 2014.

Beberapa pemateri yang tidak diragukan lagi kredibilitasnya di dunia musik Sunda seperti, H. Dose Hudaya. (Produser sekaligus Pemilik Label DH Production Indonesia), Mochamad. Yusuf Wiradiredja (ISBI Bandung), Sandic Gunara. (Dosen Pendidikan Seni Musik UPI Bandung), Henry Vigan (Dosen Pendidikan Seni Musik UPI Bandung) dan Neneng Dinar Ratna (Disparbud) turut ambil bagian memberikan pencerahan kepada Lokakarya yang banyak dihadiri pemerhati Musik Sunda dan Mahasiswa.

Neneng Dinar, yang dikenal sebagai penembang Cianjuran, memaparkan, kebijakan Pemprov Jabar terkait penumbuhkembangan Pop Sunda.

Menurutnya, implementasi kebijakan ini, di tuangkan dalam kegiatan diantaranya dengan mendukung pasanggiri2 Pop Sunda dan pemberian Anugerah Budaya.

Sementara itu, Sandic Gunara memaparkan hasil penelitian empirisnya tentang Pop Sunda dari waktu ke waktu.

Yus Wiradiredja diantaranya memaparkan proses kreatif seorang pencipta lagu Pop Sunda, dan Henry Vigan membedah aspek Aransemen Pop Sunda dengan mengambil kasus lagu “Kalangkang” dan “Mawar Bodas “.

Sementara itu, Dose Hudaya memberi pemaparan sebagai pelaku industri rekaman Pop Sunda. Dirinya menegaskan, bahwa untuk menjelaskan keberadaan lagu Pop Sunda dia membuktikan sendiri dengan pengalamannya yang telah puluhan tahun memproduksi lahu-lagu pop sunda.

“Saya berangkat dari fakta, bukan dari asumsi,” ucap Dose

Dirinya menilai, pergeseran lagu Popo sunda terjadi pada senimannya sendiri, dimana ada fenomena terkini lagu daerah seperti Pop Sunda telah terdesak oleh lagu-lagu koplo berbahasa Jawa.

Bahkan, banyak dari seniman penyanyi Pop Sunda sekelas bintang pun sekarang mau tidak mau harus menghapal lagu seperti “Jaran Goyang” karena lagu itu disukai masyarakat Jabar.

Selai itu, kondisi produksi lagu pop sunda yang diciptakan ataupun yang masuk dunia rekaman nasibnya masih belum menentu. Hal ini, disebabkan dengan masih banyaknya pembajakan CD yang secara terus menerus tampa tersentuh hukum.

“Jadi, ini bukan semata-mata tanggung jawab seniman, Pemerintah Daerah pun harus ikut bertanggung jawab,”jelas Dose.

Tinggalkan Balasan