jabarekspres.com, NGAMPRAH – Sebanyak 10 kasus kekerasan terhadap anak telah terjadi hingga Agustus 2017 di Kabupaten Bandung Barat. Hal itu berdasarkan pendataan petugas Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) pada Dinas Sosial.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo menuturkan, tahun ini kekerasan terhadap anak terus terjadi. Berbagai faktor terjadinya kekerasan anak mulai dari faktor ekonomi, ketidakharmonisan rumah tangga, hingga faktor lingkungan yang buruk.
“Laporan dari petugas sakti peksos di lapangan kurang lebih ada 10 kasus kekerasan anak yang sudah dilakukan pendataan. Kebanyakan memang kekerasan seksual di wilayah selatan KBB,” kata Heri di Ngamprah, Senin (21/8).
Heri menambahkan, data kekerasan terhadap anak di KBB mungkin saja lebih banyak. Sebab, tidak semua korban terbuka untuk melaporkan kasus yang menimpanya. Namun, dengan turunnya petugas ke lapangan, kasus-kasus tersebut terus terungkap. “Ada juga korban yang tidak melapor karena malu akan terekpose. Sehingga laporan yang kami terima itu hasil pendataan petugas di lapangan,” ungkapnya.
Dinas Sosial, menurut Heri, bertugas melakukan pendampingan hukum dan psikologi bagi para korban. Kasus-kasus yang terungkap pun terus ditindaklanjuti hingga ke pengadilan.
“Upaya pemerintah juga dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada keluarga mengenai pengasuhan anak. Jangan sampai, orang tua tidak tahu perubahan perilaku anaknya. Selain itu mereka juga diberi pemahaman tentang UU Perlindungan Anak agar tahu apa saja indikasi kekerasan terhadap anak, bagaimana cara mencegahnya serta menanganinya,” paparnya.
Apalagi, kata Heri, saat ini Dinas Sosial sudah memiliki Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) untuk menangani masalah kekerasan dalam keluarga. Lembaga ini berkoordinasi dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) setempat. “Kami sudah memiliki LK3 yang baru dikukuhkan belum lama ini. Lembaga ini salah satunya untuk menangani persoalan kekerasan terhadap anak,” ungkapnya seraya menyebutkan ke depan kasus kekerasan terhadap anak ini diharapkan bisa turun. (drx)