Stephanie Kurlow, Gadis 15 Tahun Balerina Berhijab Pertama di Dunia

Perjalanan hidup Stephanie Kurlow penuh liku. Kisahnya sebagai balerina profesional menjadi inspirasi agar kita semua tak pernah menyerah mengejar mimpi.

NORA SAMPURNA, Jakarta

Anggun, gemulai, penuh pesona. Kata itu pas merepresentasikan sosok Stephanie Kurlow. Tangan dan kaki lenturnya gemulai saat berpose memperagakan beberapa gerakan balet. Senyum tipis di wajah cantik dan balutan hijab melambai membuatnya kian memesona.

Pekan lalu gadis asal Australia tersebut datang ke Indonesia untuk berbagi kisah inspiratif dan menjadi brand ambassador produk kecantikan. Namun, siapa sangka, Stephanie pernah nyaris melupakan cita-citanya menjadi balerina profesional. Bukan hal yang mudah memang berhenti dari suatu hal yang amat dicintai. ”Saya berlatih balet sejak usia dua tahun,” ujarnya membuka kisah saat dijumpai di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat sore (28/4) pekan lalu.

Stephanie mengungkapkan, hobi sekaligus mimpinya tersebut sempat terhenti kala dirinya menginjak usia 9 tahun. Saat itu pada 2010 Stephanie dan keluarganya menjadi mualaf, memeluk Islam. Dia pun lantas berhijab.

Ketika itulah tantangan mulai menghadang. Beberapa sekolah balet di Australia menyatakan tak bisa menerima murid yang berhijab. Apalagi, waktu itu di dunia memang belum pernah ada figur balerina berhijab. ”Pada titik itu, sempat berpikir mungkin jalan saya bukan di sini,” kenangnya.

Saat itu Stephanie berusaha mengalihkan impian dengan mengerjakan aktivitas menyenangkan lainnya. ”Saya suka hal-hal kreatif. Saya coba menulis dan mendesain,” ungkapnya.

Namun, semangat yang meletup-letup mendorong sulung tiga bersaudara kelahiran 3 Oktober 2001 itu untuk tak lekas menyerah. Hati dan pikirannya terus menyalakan tekad untuk meraih mimpi menjadi balerina.

Setelah tiga tahun vakum dari balet, Stephanie mulai tergelitik saat melihat sosok Zahra Lari, atlet figure skating berhijab pertama di dunia dari Uni Emirat Arab. Dalam olahraga tersebut juga ada gerakan-gerakan dancing layaknya balet. ”Kalau dia bisa, kenapa saya tidak?” ujar Stephanie.

Sosok inspiratif lain hadir kala Stephanie melihat Misty Copeland, yang berhasil menjadi balerina utama berdarah Afrika-Amerika pertama dalam 75 tahun sejarah American Ballet Theatre (ABT), salah satu grup balet tersohor di Amerika Serikat (AS).

Tinggalkan Balasan