Stephanie Kurlow, Gadis 15 Tahun Balerina Berhijab Pertama di Dunia

Selain itu, ada Amna Al Haddad, lifter atau atlet angkat besi berhijab pertama di dunia dari Uni Emirat Arab. Juga Noor Tagouri, news anchor berhijab pertama di stasiun televisi AS. Mereka adalah sosok yang konsisten mengejar mimpi di tengah berbagai hambatan yang dihadapi. ”Hati saya tergugah,” kata balerina yang pada periode 2004–2010 rutin tampil di panggung Riverside Theatre, New South Wales, itu.

Stephanie pun akhirnya kembali ke balet ketika menginjak usia 12 tahun. Dia terdorong untuk mematahkan stereotipe balerina dan ingin menunjukkan kepada dunia. ”Meskipun saya mengenakan jilbab, itu tidak menghentikan saya untuk mengejar mimpi,” tegasnya.

Kali pertama tampil sebagai balerina di hadapan audiens dengan kostum berhijab, Stephanie mengaku berdebar. Sempat terbetik kekhawatiran jika dia tidak akan diapresiasi. ”Rasanya amat berbeda. Tapi, respons orang-orang di lingkungan saya sangat baik dan suportif,” ungkapnya lega.

Support dari keluarga dan lingkungan sekitar amat besar. Pada 2012 sang ibu yang berdarah Rusia membuka Australian Nasheed & Arts Academy, yang menyediakan kelas performing arts, nasyid, balet, dan martial arts untuk anak-anak. Dengan begitu, Stephanie bisa kembali melanjutkan latihan baletnya.

Memang, langkah yang diambil Stephanie tak selalu mulus. Kritik dan komentar pedas tak jarang ditujukan kepadanya. Sebagian orang tidak yakin Stephanie mampu meraih cita-citanya menjadi balerina. Sebagian lainnya menentang Stephanie yang melakukan gerakan balet dengan berhijab. ”Yang seperti itu biasanya di online dan media sosial,” katanya.

Menjadi objek pro dan kontra serta tak jarang mendapat komentar pedas dan nyinyir di media sosial pada usia belasan tahun tentu bukan hal mudah. Bagaimana Stephanie menghadapinya di usia semuda itu?

”Saya tipikal orang yang cukup percaya diri. Ketika sesuatu terasa tidak mungkin, ketika orang lain mengatakan saya tidak akan mampu, saya tetap fokus pada tujuan,” paparnya ketika menjadi salah seorang pembicara dalam Resonation, konferensi pemberdayaan perempuan di The Kasablanka, Jakarta, Sabtu lalu (29/4).

Stephanie pun kembali ke cita-cita awal dengan semangat baru: menjadi balerina berhijab pertama di dunia. Setelah tiga tahun berhenti dari aktivitas balet, dia harus melakukan usaha ekstra. Di luar kegiatan belajar secara homeschooling, dia berlatih balet dengan keras selama 25 jam per pekan.

Tinggalkan Balasan