Minggu Ini, Prototype Metro Kapsul Dipajang

jabarekspres.com, SUMUR BANDUNG – Moda transportasi masal Light Rail Transit (LRT) tipe Metro Kapsul akan segera dibangun di Kota Bandung. Minggu ini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjanjikan akan memajang prototype Metro Kapsul di Alun-alun Kota Bandung.

”Nanti minggu depan prototype LRT Metro Kapsul akan dipasang di Alun-alun. Jadi nanti masyarakat bisa mencoba,” ujar Emil –sapaan Ridwan Kamil- di Pendopo Kota Bandung belum lama ini.

Emil mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat dengan Kementrian Perhubungan beberapa waktu lalu, peletakan batu pertama akan dilakukan dalam dua bulan ke depan.

”Dalam dua bulan mulai konstruksi jalur LRT dengan teknologi metro kapsul. Mudah-mudahan menjadi solusi transportasi massal mengganti motor dan mobil,” kata Emil.

LRT Metro Kapsul tersebut merupakan teknologi transportasi asal Indonesia. Salah satu pembuatnya ada di daerah Subang. Rencananya proyek percontohan tersebut akan dibangun dua tahap dengan total panjang 6 kilometer.

Alhamdulillah mimpi panjang kita selama ini mengenai model transportasi masal modern yang dinamakan LRT sudah semakin dekat. Salah satunya menghubungkan Sabuga yang berada di utara dengan Leuwipanjang yang berada di selatan,” ucapnya.

Dia menuturkan, biaya produksi yang dikeluarkan jauh lebih murah, karena 95 persen kontennya asli Indonesia. Dibandingkan dengan LRT di Jabodetabek anggarannya lebih hemat 70 persen. Dirinya mengungkapkan, metro kapsul ini akan menghabiskan dana Rp 1 triluin.

”Kalau di Jabodetabek atau Palembang jalur LRT per kilometer bisa menghabiskan biaya mencapai Rp 400-Rp500 miliar. Kalau metro kapsul ini hanya Rp 150 miliar per kilometer, jadi hanya 1/3 dari harga LRT yang biasanya,” ujarnya.

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo mengenai metro kapsul ini. ”Baginya (Presiden Jokowi) ini sangat membanggakan, karena segala sesuatunya berasal dari dalam negeri,” imbuhnya.

Emil merasa optimistis dengan LRT buatan anak bangsa ini karena akan meringankan biaya ongkos. Masyarakat hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp 700-Rp12 ribu.

”Ini akan meringankan biaya ongkos bagi masyarakat karena semuanya berasal dari dalam negeri. Selain itu jika ada beban dari APBD dan APBN akan sangat ringan, karena 70persen yang dulunya membebani negara hilang,” jelasnya. (bbs/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan