Asosiasi Arsiparis Indonesia Jabar Songsong Langkah Baru

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Mengawali 2017, Asosiasi Arsiparis Indonesia Wilayah Jawa Barat, menggelar rapat terbatas pengurus wilayah di Sekretariat AAI Jabar Jalan Kawaluyaan Indah Raya, kota Bandung, Dalam rapat terbatas tersebut dibahas sejumlah agenda terkait pelaksanaan program, visi dan misi AAI Jabar.

Ketua Umum AAI Jabar, Febriadi menjelaskan, beberapa program yang telah dilakukan  selama 2016, di antaranya memberi bantuan sejumlah uang kepada Bapusipda Kabupaten Garut yang dilanda musibah banjir September 2016 silam. Lalu mengukuhkan kepengurusan AAI Kabupaten Sukabumi serta melakukan pemetaan Arsiparis di Jawa Barat.

Di samping itu, pihaknya juga tengah mempertimbangkan keanggotaan AAI Wilayah Jabar dari berbagai elemen. Seperti Perguruan Tinggi, BUMD dan lembaga swasta. Dia menyebutkan, dalam rapat terbatas tersebut terkuak rencana aksi tahun 2017 dan akan membuat gebrakan serta langkah baru yang bersifat aksi.

”Kita ingin mempersatukan seluruh arsiparis di wilayah Jawa Barat, baik yang berasal dari lembaga pemerintah, Perguruan Tinggi, BUMD dan bahkan dari lembaga swasta sekalipun,” tutur Febriadi, baru-baru ini.

Lebih jauh Febriadi menjelaskan, dalam waktu dekat AAI Jabar akan melakukan serangkaian kajian kearsipan. termasuk membuat standar kerja dan sertifikasi kearsipan serta melakukan kerjasama dengan sejumlah corporate.

”Kita juga tengah mencoba membuka ruang advokasi terhadap sejumlah arsiparis yang terhambat karirnya di sejumlah OPD,” ungkapnya. ”Terutama karena masalah administrasi,” sambungnya,

Sementara itu, Ketua II yang membidangi Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan AAI Jabar, Yana Suristriawan mengaku, tengah menggodok bank data arsiparis. ”Saat ini kondisi eksisting arsiparis yang kami catat jumlahnya sekitar 346 orang,” ucapnya.

”Ke depan kita akan melakukan pemetaan secara bertahap, yang akan kita awali dari kabupaten kota dan OPD di Lingkungan Pemprov Jabar,” ungkapnya.

Yanan mengingatkan, SDM kearsipan yang berkualitas sangat diperlukan dalam membangun pemerintahan yang bersih dan transparan. ”Sumbangsihnya tidak akan langsung terasa seperti kita makan cabai, begitu dimakan langsung seuhah,” urainya.

Dia menjelaskanm hasil kerja arsiparis akan diperlukan oleh para pengguna informasi di masa yang akan datang. Terutama para peneliti dan sejarawan. (rls/rie)

Tinggalkan Balasan