Berbagi Waktu Mengajar TK, Madrasah dan Kuliah

Usia muda sebaiknya digunakan untuk hal positif. Sebab, masa muda menjadi penentu kesuksesan kehidupan yang akan datang.

AGUS MULYADI-Job, Kiaracondong

SUASANA Jalan Haji Basuki, Kiaracondong hampir setiap hari selalu ramai oleh anak-anak. Sebab, di lokasi tersebut terdapat komplek pendidikan.

Ketika pagi, jalan ini dipenuhi anak-anak TK dan siswa Sekolah Dasar. Sementara sorea harinya, diramaikan santri Madrasah Diniyyah. Hilir mudik orangtua mengantarkan anaknya bersekolah menjadi pemandangan yang telah biasa.

Saat Bandung Ekspres menyambangi komplek pendidikan ini, Jumat (20/1) pagi, di luar kelas tampak mutia Nampak guru muda bernama Mutia Nuellah sedang bermain dengan anak-anak didiknya.

Kebiasaan tersebut, selalu dilakukannya. Sebab, konse pembelajaran anak TK yakni bermain sambil belajar. ”Kalo capek ya pasti namanya juga manusia. Tapi mumpung masih muda. Jadi tidak dimanfaatkan sebaik mungkin maka sangat disayangkan sekali,” ujar Mutia kepada Bandung Ekspres.

Di TK Baeturidlwan ini, Mutia memiliki 18 anak didik yang memiliki perilaku berbeda. Maka, dirinya harus tahu dan bisa menyesuaikan karakter masing-masing anak. ”Saya mengajar di kelas ini tidak sendirian, namun bersama teman,” ungkapnya.

Selain mengajar di TK, dirinya juga mengajar santri Madrasah Diniyah di komplek itu.

Perempuan yang tercatat sebagai mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Persis (STAIPI) Bandung ini dipastikan tiap hari memiliki kesibukan. Dirinya mengambil kelas karyawan yang hanya kuliah Sabtu dan Minggu.

”Kendala menjadi guru hanyalah capek saja. Tapi dengan bareng bersama anak-anak, lihat senyum mereka, melihat mereka belajar dan berkembang, menjadi obat dari kecapean itu sendiri,” papar perempuan berumur 19 tahun itu.

Wanita kelahiran Bandung itu, selama 2016 telah membawa anak didiknya mendapatkan tujuh piagam dalam beberapa perlombaan. Seperti cerdas cermat, menggambar, membaca puisi, dan lain sebagainya.

”Sebenarnya untuk mendapatkan suatu penghargaan berupa piagam dalam sebuah lomba itu bagaimana melatih anak-anak dari pembelajaran sehari-hari. Seperti cerdas cermat, itukan materinya dari pembelajaran sehari-hari, tapi ketika menghadapi lomba maka perlu dilatih lagi aja,” terangnya.

Mutia mengaku, mengajar tidaklah mudah. Dia harus terlebih dahulu mempersiapkan beberapa hal seperti bahan pengajaran, dan jika ada kegiatan untuk mengasah kreativitas anak maka harus mempersiapkan bahan yang baru jauh-jauh hari dan harus peka apakah anak-anak dapat mengikuti hal tersebut atau tidak.

Tinggalkan Balasan