Polisi Tidak Boleh Bermain Pokemon

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Demam  memunculkan kekhawatiran lain soal pelanggaran privasi dan penerobosan objek vital. Polisi mengimbau agar para pemain tidak sembarangan masuk ke lokasi-lokasi yang menjadi objek strategis nasional. Dikhawatirkan, data yang terekam itu dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab seperti spionase pihak asing.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, objek vital itu, antara lain, Mabes Polri dan pusat militer. Tidak bisa sembarangan orang masuk ke kawasan tersebut tanpa izin khusus. ”Jangan sampai melanggar batas-batas hak orang lain. Apalagi sampai menerobos ke objek vital,” kata Boy kemarin.

Dia menegaskan, khusus anggota polisi memang dilarang untuk memainkan game Pokemon itu. Menurut dia, hanya orang yang tidak sibuk yang masih sempat bermain Pokemon. Sementara itu, tugas polisi di lapangan tentu bertumpuk dan banyak. ”Saya rasa, polisi tidak ada yang pakai Pokemon. Tidak dibenarkan itu,” tegas dia. ”Apalagi main di dalam mabes,” imbuh dia.

Terkait dengan kemungkinan spionase, Boy menyatakan masih harus meneliti lebih jauh lagi. Tapi, kewaspadaan terhadap teknologi buatan asing itu tentu terus diperkuat. ”Kita lihat saja.”

Hingga kemarin, polisi memang belum mendapat laporan dari masyarakat soal tindak pidana yang berkaitan dengan aplikasi game Pokemon. Misalnya tindak kriminal atau perbuatan yang tidak menyenangkan. ”Kami hanya mengimbau, jangan sampai melanggar ketertiban dan keselamatan,” ujar dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb. Hasanuddin mengimbau secara tegas para pejabat agar mengindari bahaya dari aplikasi game Pokemon Go. Sebab, dalam aplikasi tersebut terdapat pola real time dan real location sehingga bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. ”Saya ingatkan pejabat VVIP, ini perlu dijaga untuk hindari tindakan tak bertanggung jawab,” kata dia.

Menurut mantan sekretaris militer itu, game tersebut sangat rentan untuk dimanfaatkan oleh teroris. Tentu hal itu sangat membahayakan bagi setiap orang yang lengah terhadap musuh.

Menurut dia, pola tersebut adalah dari satu titik ke titik lain bergerak. Jadi, dalam teori pencari data, lokasi dikenal sebagai resection dan intersection. Resection, tambah dia, adalah memancarkan sesuatu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan