Kirim Sinyal ke Satelit Itu seperti Cowok Nembak Cewek

Sebelum dimasukkan ke roket Polar Satellite Launch Vehicle (PSLV)-C34, satelit itu dicek lagi. Pengujian seluruh fungsi tersebut perlu waktu 20 hari. Salah sedikit saja, barang senilai Rp 60 miliar itu bisa tidak berguna.

”Pengecekannya memang lama, tapi untung tidak ada kerusakan. Kami lega,” kata pria kelahiran Bogor tersebut.

Farid menuturkan, satelit Lapan A3/IPB akan diluncurkan bersama 19 satelit lain dalam satu roket. Sebagian besar satelit yang diluncurkan berbobot kurang dari 100 kilogram. Satelit Lapan A3/IPB satu ruangan dengan satelit mikro lain milik Kanada, Jerman, dan Google.

”Saya pun sempat mengobrol dengan mereka dan tanya muatan yang mereka bawa itu apa saja,” ujar pria 34 tahun alumnus Institut Teknologi Indonesia, Serpong, itu.

Satelit M3MSat milik Kanada yang seberat 85 kilogram membawa automatic identification system (AIS) yang bisa mendeteksi pergerakan kapal di laut. Satelit BIROS milik Jerman seberat 130 kilogram secara khusus membawa kamera infrared. Sedangkan satelit SkySat Gen2-1 milik Google membawa kamera video high-definition (HD)

Pekerjaan berat para peneliti itu belum selesai, meskipun satelit sudah terpasang dan tinggal menunggu peluncuran. Sambil menunggu peluncuran yang dijadwalkan pada Rabu pukul 10.55 itu, mereka terus mempersiapkan stasiun pengendali di bumi.

Arif menyebutkan salah satu tahapan yang krusial untuk pengoperasian satelit tersebut sesaat setelah peluncuran. Mereka mengenalkan dengan Launch and Early Orbit Phase (LEOP). Arif mengoordinatori tim LEOP tersebut.

Karena itu, dalam kondisi sekarang, tim Arif-lah yang belum lepas dari perasaan waswas dan khawatir. ”Bila tidak segera di-maintenance, bisa saja hilang atau rusak,” papar Arif.

Setelah roket meluncur ke luar angkasa, satelit itu ditendang dari ruang muatan roket. Satelit tersebut akan melayang-layang dan harus segera bisa dikendalikan. Caranya, stasiun dari bumi akan mengirimkan sinyal ke satelit Lapan A3.

Sinyal bakal diterima dan perintah dari bumi itu akan dijalankan. Tapi, praktiknya tidak semudah itu. ”Masalahnya, satelit ini tidak bisa dilihat dari bumi,” ungkap alumnus Ilmu Komputer IPB tersebut.

Selain itu, satelit yang keluar bersamaan dari roket peluncuran tersebut bukan hanya satu objek. Jadi, mereka harus mengirimkan sinyal ke beberapa objek. Arif mengibaratkan proses itu seperti seorang cowok yang menembak cewek.

Tinggalkan Balasan