Ajak Kolaborasi Pelaku Ekonomi

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bertekad mewujudkan adanya moda transportasi massa yang baru untuk meningkatkan mobilitas di Kota Bandung. Perihal kemacetan selama ini selalu menjadi keluhan wisatawan untuk datang ke Bandung meskipun angka wisatawan selalu tinggi setiap tahunnya.

Maka dari itu, pengadaan kereta cepat atau light rail transit (LRT) dan cable car menjadi hal yang harus diwujudkan. Namun demikian, perlu ada kolaborasi strategis dengan semua pihak agar proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan minimal kendala.

Berkenaan dengan hal tersebut, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengumpulkan para pelaku ekonomi di Kota Bandung yang terkena ’dampak’ dari pengadaan LRT dan cable car tersebut.

Pada pertemuan tersebut, Emil –sapaan Ridwan Kamil- mengajak para pelaku ekonomi untuk berkolaborasi dalam mewujudkan kedua transportasi tersebut. Secara langsung maupun tidak, pengadaan LRT dan cable car akan turut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Bandung. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia, yakni 7,9 persen per tahun.

”Setiap tahunnya Kota Bandung menerima enam juta wisatawan. Setiap orang membelanjakan uangnya minimal rata-rata satu juta. Jadi dari wisatawan saja Rp 6 triliun. Mereka belanja dalam bentuk menginap di hotel, mereka belanja transportasi, mereka belanja makan, hiburan, dan lain sebagainya,” papar Emil belum lama ini.

Dia menerangkan bahwa laju ekonomi di Bandung akan semakin meningkat apabila pelayanan transportasi juga semakin baik. Menurut dia, Kota Bandung sebagai kota wisata kondisinya berbeda dengan Bali dan Yogyakarta, kota yang juga sering disinggahi oleh pelancong. Perbedaannya terletak pada penggunaan transportasi di dalam kota.

”Kalau di Yogya atau Bali jarang orang bawa mobil sendiri. Pasti ke Yogyanya naik kereta atau pesawat, di sana mereka melakukan upaya transportasi sendiri. Ke Bali juga sama. Kalau ke Bandung sebaliknya, kalau ke Bandung dominasinya naik mobil,” jelasnya. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap meningkatnya volume kendaraan sehingga terjadi kemacetan. Hal inilah yang kemudian turut menjadi keluhan wisatawan karena tingkat kenyamanan dalam berwisata menurun.

Tinggalkan Balasan