Hasil tersebut juga menjadi modal tim asuhan Dejan Antonic mengarungi kompetisi yang digelar untuk merayakan hari jadi Bhayangkara ke-70.
Manajer Persib Umuh Muchtar mengaku, tidak puas dengan hasil seri tersebut. Menurutnya, hasil seri di kandang sendiri tak berbeda dengan kalah di kandang lawan. ”Saya mohon maaf kepada bobotoh, lihat sendiri pemain sudah mati-matian. Itu namanya sepak bola, soal hasil itu di lapangan yang menentukan,” ujar Umuh usai pertandingan.
Umuh menilai, soal pemenang memang ada kekurangan dan ada kelebihan. Namun tak menyalahkan siapapun dalam permainan tersebut. ”Siapa ada yang mau kalah? dan semua sudah berjuang keras. Toh tetep harus semangat,” kata Umuh yang enggan mengomentari kerja wasit selama 90 menit.
”Soal wasit Anda bisa menilai sendiri. Tapi kalau soal Agung, seharusnya dia dapat kartu kuning dulu. Jangan langsung merah, karena tidak ada niat dia melukai pemain,” tuturnya.
Pelatih Persib Dejan Antonic tak puas dengan hasil imbang. Dia mengaku pemainnya sedikit gugup ketika gawangnya bobol lebih dulu. Padahal, jalannya pertandingan menurutnya sangat seru. Sebab, karena kedua tim bermain terbuka. Sayangnya Persib tak mampu memanfaatkan banyak peluang yang dibangun.
”Babak kedua banyak long pass yang saya tidak minta. Terlalu cepat mau selesai dan banyak kesempatan hilang,” ujar Dejan.
Menurut dia, hasil seri ini akan menjadi bahan untuk mengevaluasi timnya. Dengan harapan, laga selanjutnya bisa tampil sesuai arahan dia. ”Menang kalah tidak apa apa, kita harus belajar dari pertandingan kali ini. Harus tanya ke pemain,” ucapnya.
Menurut Dejan, absennya Rahmad Hidayat sedikit menyulitkan dia untuk menyusun komposisi pemain. Alternatifnya, dia memasang Gian Zola dan Febri Haryadi yang notabene pemain muda dan masih kurang jam terbang di pentas senior. ”Kadang-kadang susah buat pemain muda kasih kesempatan seperti itu. Karena di Persib (dituntut) harus menang,” paparnya.
Di pihak lawan, pelatih Mitra Kukar Subangkit agak menegakkan kepala kepala atas bermain imbang hasil yang pantas diraih timnya. Dia mengapresiasi para penggawanya yang mampu tampil disiplin. Bahkan, tidak terpengaruh tekanan dari ribuan bobotoh. ”Kunci disiplin waktu dan kehilangan bola dan juga konsentrasi. Soal penalti saya no coment,” tutur Subangkit.