Berani Hadapi Resesi

Kendati demikian, Dahlan memberikan gambaran jika saat ini memang kondisi ekonomi sedang jungkir balik. Jatuhnya harga minyak dunia menjungkalkan sejumlah pengusaha yang bergerak dalam transportasi dan ekspor-impor.

”Beberapa yang sudah beli mesin saat harga minyak dunia tingi, ya gimana lagi. Hancur,” ungkapnya.

Tidak hanya berimbas pada bidang-bidang itu saja. Akan tetapi, energi terbarukan pun saat ini sulit dikembangkan. Asalannya mengurucut ke awal, harga minyak dunia sedang murah. Bangeeettt…

Lantas sampai kapan? Dahlan mengungkapkan, kondisi ini minimal baru akan kembali ke semua enam bulan atau setahun. Minimal.

Dia pun berpesan, tidak memikirkan soal itu. Malah kalau perlu tak usah mengulas MEA. ”Anda fokus saja kerja. Kerjakan apa yang Anda bisa kerjakan, maksimalkan, apa pun kemungkinan hasilnya,” tegasnya.

Nah, dari komentar Dahlan Iskan tersebut, tentu relevan untuk dijalani oleh siapapun. Termasuk semua karyawan Harian Umum Bandung Ekspres. Bukan karena koran ini bagian dari Jawa Pos Group. Tapi lebih dari itu, berjuang agar tetap bisa eksis dan tidak terlalu terseok-seok seperti sejumlah ”tetangga” yang memutuskan untuk membuat edisi terakhir untuk pembaca.

Terlebih, Bandung Ekspres juga baru 7 tahun berdiri. Usia di mana, mungkin seorang anak sedang kumincir, sagala dicabak, jatuh, terluka dan apalah kebiasaan lain anak kecil.

Tapi layaknya anak ”bengal”, perusahaan ini terus berupaya untuk memberikan banyak hal kepada pembaca. Tetap berusaha tetap menyapa pembaca tanpa mengurangi ”jatah terbit” demi menjaga kepercayaan pembaca. Patut disyukuri dari sisi internal, patut kerja ektra keras demi pembaca.

Selamat ulang tahun Bandung Ekspres. Bersama, kita berani hadapi resesi. (eriek taopik/pemimpin redaksi)

Tinggalkan Balasan