Perjalanan Menantang dengan Tour Guide Anggota TNI

Mengunjungi Pulau Ndana, Pulau Terluar Bagian Selatan Indonesia

Melakukan perjalanan di pulau terluar Indonesia selalu mengagumkan. Bukan hanya keaslian alamnya, adat dan budaya masyarakatnya pun begitu menarik. Begitu pula pulau terluar yang berbatasan dengan benua Australia, Pulau Ndana di Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kita akan dibawa ke ’’surga’’ yang lain.

SEKARING RATRI A, Rote Ndao

CUACA cukup menyengat. Suhu di Pulau Ndana yang terkenal dengan danau air merahnya mencapai 40 derajat Celsius. Wisatawan yang akan melancong ke sana harus siap dengan perjalanan yang panas dan cukup lama. Dari Kupang, ibu kota NTT, dibutuhkan waktu 3,5 jam untuk sampai ke pulau terluar Indonesia tersebut.

Namun, ketika tiba di lokasi, mata akan dimanjakan dengan pemandangan yang indah dan memesona. Seakan perjalanan melalui semak belukar dan hutan kecil tidak terasa. Di Pulau Ndana, pengunjung juga bisa menikmati keindahan alam.

Untuk sampai ke pulau yang kini dijaga TNI-AL tersebut, kita harus menempuh perjalanan yang cukup panjang. Dari Kupang, kita harus terbang ke Kota Ba’a

Kota Ba’a adalah ibu kota Kabupaten Rote Ndao. Pulau Ndana terletak di kabupaten yang baru berusia 14 tahun itu.

Namun, perjalanan bisa pula ditempuh dengan kapal cepat. Hanya diperlukan waktu sekitar 2 jam. Jika menggunakan pesawat, kini maskapai Wings Air tengah berpromosi dengan jadwal terbang Kupang-Rote PP setiap hari.

Harga tiket dua sarana transportasi itu pun tidak jauh berbeda. Yakni, tarif kapal cepat Rp 165 ribu-Rp 190 ribu dan pesawat sekitar Rp 170 ribu. Ketika tiba di Kota Ba’a, masih ada dua perjalanan yang harus ditempuh untuk sampai ke Pulau Ndana, perjalanan darat dan laut. Perjalanan darat bisa ditempuh dengan naik ojek atau mobil sewa karena tidak ada fasilitas transportasi lain yang memadai.

Sebenarnya, di ibu kota Kabupaten Rote Ndao tersebut ada angkutan umum. Namun, jam operasinya tidak jelas. Begitu pula destinasinya. ’’Jadi, memang lebih baik pakai motor atau mobil saja,’’ kata Krisna Ndun, salah seorang warga Pulau Rote.

Tinggalkan Balasan