Tower Gondol Top Infrastructure

PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) menyabet predikat top infrastructure on Non-Building Construction 2015. Penghargaan itu digondol perseroan dan sejumlah perusahaan infrastruktur lain dengan performa dan berprospek tinggi.

top infrastructure on Non-Building Construction 2015
PENGHARGAAN: PT Tower Bersama Infrastructure menyabet predikat top infrastructure on Non-Building Construction 2015.

Pemenang penghargaan itu dinilai berdasar kemampuan keuangan edisi 2014 lalu. Setelah struktur keuangan, kemudian sumber daya apakah nilai perusahaan tahun lalu, bisa naik atau tidak, setelah diukur dengan alat yang disebut laba ekonomi.

”Misalnya, TBIG kalau dibanding kompetitornya, apakah bisa menghasilkan imbal-hasil kompetitif atau tidak. Karena pasar modal itu kompetitif,” tutur Anggota Dewan Juri Top Infrastructure 2015, Melani K Harriman.

Kriteria umum penilaian menyangkut dua hal. Pertama, perusahaan terbuka di bidang infrastruktur dengan kinerja keuangan 2013-2014 dan prospek bisnis baik. Kedua, perusahaan mengerjakan atau menjadi pelaksana proyek infrastruktur dengan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. ”Syarat menjadi pemenang penghargaan tentu tidak boleh rugi,” imbuh Melani.

Penghargaan itu bagi perseroan menjadi semakin istimewa. Karena dengan award itu, perusahaan diakui mempunyai kinerja dan daya saing tinggi. Itu sebabnya, manajemen memastikan bakal lebih banyak lagi melakukan inovasi dan pengembangan produk pada masa-masa mendatang. ”Kami akan bekerja lebih eras lagi,” tegas Chief Project and Implementation Officer Tower Bersama, Yogi Pamungkas.

Perseroan merupaka penyedia infrastruktur telekomunikasi bagi penempatan BTS operator telekomunikasi di Indonesia. Medio tahu ini, perusahaan sukses mencatat pendapatan Rp 1,67 triliun dan EBITDA Rp 1,41 triliun.

Perseroan memiliki 19.416 penyewaan dan 12.159 site telekomunikasi. Site telekomunikasi itu terdiri dari 11.154 menara telekomunikasi, 941 shelter-only dan 64 jaringan DAS. ”Kami telah menambah 419 menara dan 956 penyewaan,” ucap Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG.

Total pinjaman (debt) perseroan, dalam bentuk Dolar Merika Serikat (USD) telah dilindung nilai sebesar Rp 14,383 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 6,765 triliun. Dengan saldo kas mencapai Rp 323 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 14,060 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp 6,442 miliar. (far/asp)

Tinggalkan Balasan