Pihak SMPN 3 Ngamprah Melaporkan Pengrusakan Fasilitas

NGAMPRAH – Warga Komplek Bukit Permata, RW 2, Desa Cilame, Kecamatan Padalarang merusak fasilitas SMPN 3 Ngamprah. Akibatnya, pembangunan ruang kelas baru SMPN 3 Ngamprah terhambat. Menindak insiden tersebut, pihak SMPN 3 Ngamprah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Padalarang. Berdasarkan pantauan Bandung Ekspres, kondisi saung tempat istirahat para pekerja bangunan di sekolah tersebut dalam kondisi rusak. Bahkan, papan bertuliskan ”Perhatian Dilarang Mendirikan Bangunan di Atas Lahan Milik Warga RW 22” berdiri tegak di tengah lahan yang saat ini akan dibangun 4 ruang kelas baru (RKB).

Ketua Pembangunan Sekolah SMPN 3 Ngamprah Ateng Sulaiman menuturkan, pengrusakan fasilitas di area pembangunan untuk 4 RKB ini terjadi pada Minggu (23/8) sekitar pukul 09.00 WIB. Dia menuturkan, para pekerja yang berjumlah 6 orang tengah melakukan proses pembangunan. ”Tiba-tiba sekelompok orang yang mengatasnamakan warga RW 22 melakukan perusakan dan memasang papan bahwa tanah ini milik warga. Ada sekitar 20 hingga 30 orang warga yang datang merusak fasilitas di sini (SMPN 3 Ngamprah),” kata Ateng kepada wartawan ditemui di SMPN 3 Ngamprah kemarin (24/8).

Dikatakan Ateng, sekelompok warga yang datang tersebut langsung dipimpin oleh ketua RW 22. Lantaran para pekerja merasa ketakutan, pembangunanpun sementara dihentikan hingga dua hari ke depan. ”Bagi kami kalau hanya memberikan teguran untuk menghentikan pembangunan tidak menjadi soal. Tapi, kalau sudah ada perusakan, itu beda lagi urusannya,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala SMPN 3 Ngamprah Juhaendi menambahkan, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi keselamatan para pekerja, pihaknya langsung melaporkan kepada pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) terhitung saat ini Senin (24/8). ”Kita laporkan kepada polisi yang bertujuan untuk meminta perlindungan agar dalam proses pembangunan RKB ini berjalan aman dan kondusif,” ungkapnya.

Proses pembangunan RKB ini, kata dia, sebenarnya sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu dengan melakukan penggalian. Namun, lantaran pada Minggu mendapatkan penolakan dan juga adanya perusakan, maka pembangunan harus dihentikan. ”Sebenarnya kami ini sudah hampir dua minggu molor proses pembangunan RKB ini. Karena kami juga sudah memiliki target kapan dimulai dan kapan selesai. Karena berbagai masalah di lapangan, maka kita juga harus membuat laporan secara tertulis baik kepada kepolisian maupun ke disdik,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan