Pernikahan Kental Adat Jawa

ARTIS Chacha Frederica akhirnya telah resmi dinikahi oleh kekasihnya Dico Ganindito, dan menjajaki kehidupan baru sebagai suami istri. Keduanya melangsungkan prosesi akad nikah kemarin (23/8), bertempat di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta. Sementara untuk resepsi bakal dilaksanakan pada malam harinya di tempat yang sama.

chacha-frederica
KAPANLAGI.COM

SIRAMAN: Chacha Federika saat dimandikan kembang oleh
orangtuanya sehari sebelum akad nikah di kediamannya.

”Kalau aku memang request sama Dico akad sama resepsi dipisah. Ikut syariat Muslim, sunah nabi dan adat Jawa juga kenapa aku nggak mau disandingkan dulu (sebelum ijab qabul) tadi, karena memang belum sah. Kalau udah sah baru disandingkan,” ujar Chacha saat jumpa pers usai akad nikah.

Dico menceritakan kegugupannya menjelang ijab qabul, apalagi begitu ia sampai di tempat acara dan duduk di hadapan penghulu dan wali. Namun sekarang ia bersyukur karena telah melalui ijab qabul dengan lancar.

Nervous iya. Kemarin sih nggak tapi pas tadi pagi sampai di hotel, lihat mejanya mulai panik. Tapi alhamdulillah lancar,” tutur Dico.

Nuansa adat Jawa terasa kental dalam prosesi pernikahan Chaca dan Dico, berbagai rangkaian upacara adat panggih pun dilakukan usai akad nikah. Mulai dari saling lempar sirih, cuci kaki suami, kacar kucur dan suap-suapan. Chacha mengaku jika pernikahan adat Jawa seperti ini memang sudah lama diimpikannya.

”Maunya Jawa tradisionl tapi nggak terlalu kaku. Cara penataan bunga pun modern. Kebaya yang aku pakai juga tertutup, Jawa kuno seperti itu. Kalau (upacara adat) panggih, lempar-lempar sirih, artinya kita harus bisa menerima kekurangan pasangan masing-masing. Ini upacara (adat) yang aku inginkan dari dulu, karena adat jawa ada adat mencuci kaki suami. Jaman metropolitan sekarang kan kita suka lupa kodrat sebagai wanita. Artinya untuk mengabdi pada suami, imam kita,” kata pesinetron cantik itu.

Chacha melanjutkan ceritanya, dengan wajah bahagia bintang yang menikah di usia matang 25 tahun tersebut menggali arti di balik acara adat yang ia jalani. Meski memiliki darah keturunan Jawa, Belanda, dan Tionghoa, Chacha memilih untuk mengakhiri masa lajangnya dalam adat Jawa.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan