Cermati Empat Faktor Bullying

[box type=”shadow” align=”” class=”” width=””]

Jenis Bullying

  1. Fisik  : Memukul, menendang, mencubit, menampar
  2. Verbal : Mencaci, mengancam, mengolok-olok
  3. Psikologis : Mendiamkan, memandang sinis, meneror

 

**sumber: Miryam A. Sigarlaki MPSi

[/box]

BUAHBATU – Peristiwa bullying yang terjadi di lingkungan sekolah membuat khawatir para orangtua. Pasalnya, sekolah yang diharapkan bisa membuat siswa berkembang secara akademik dan sosial, malah berpotensi jadi ajang perploncoan di antara anak didik.

Menurut Miryam A. Sigarlaki MPSi, ada empat faktor utama anak dan remaja melakukan tindakan bullying. Yakni, keluarga, perkembangan usia remaja, teman sebaya atau peer group, dan sekolah. Dosen sekaligus Sekretaris Prodi di Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani) ini menjelaskan, jika anak sudah terlanjur melakukan tindakan bullying, perlu digali apa faktor penyebabnya.

’’Kalau keluarga, berkaitan dengan pola asuh. Salah satunya otoriter. Bukan berarti otoriter itu buruk ya, tapi para tokoh dan hasil penelitian menunjukkan datanya seperti itu,’’ ujarnya kepada Bandung Ekspres saat dihubungi kemarin (29/7).

Pola dialog satu arah, hukuman berupa fisik, dan perintah-perintah, identik dengan pola asuh otoriter. Hal ini memang tidak berarti jelek diterapkan di dalam keluarga. Namun, anak yang mendapat pola asuh seperti ini akan merasa tidak nyaman di rumah, tertekan, sehingga dia mencari kenyamanan di tempat lain. Cara melampiaskannya dengan melakukan tindakan bullying terhadap teman-temannya.

’’Atau bisa juga terbiasa enak di rumah. Apa-apa dilayani, tinggal perintah. Kalau nggak dilayani, marah-marah. Ya di sekolah juga begitu,’’ ucap ibu dua anak ini.

Faktor yang kedua, berkaitan dengan hormonal dan tingkat emosional remaja yang masih labil. Perempuan yang akrab disapa Rian itu mengatakan, hormon sangat berpengaruh terhadap psikologis. Misalnya, wajah remaja yang kerap berjerawat berpotensi menimbulkan konflik. ’’Ini berlaku untuk pelaku dan korban bullying,’’ tambahnya.

Kemudian faktor ketiga, perlu ada campur tangan orangtua pula. Pasalnya, Rian memastikan bahwa teman-teman yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada anak. ’’Kalau anak yang biasanya baik tiba-tiba di sekolah jadi suka nge-bully, bisa jadi dia hanya ikut-ikutan temannya. Supaya bisa diterima di geng atau kelompok tertentu yang memang suka nge-bully,’’ tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan