PKL Main Kucing-kucingan

[tie_list type=”minus”]Kembali Berjualan di Trotoar saat Tak Ada Petugas[/tie_list]

MAJALAYA – Kondisi sepinya Pasar Baru sebagai tempat relokasi pedagang kaki lima (PKL), membuat sejumlah petugas curiga. Pasalnya, petugas mendapat kabar bahwa sebagian dari pedagang masih berjualan di trotoar.

Sebelumnya, pemerintah telah memfasilitasi para PKL dengan menyediakan sarana tempat berjualan sebanyak 220 kios untuk ditempati para PKL. Namun nyatanya, hanya sebagian kecil para PKL yang berjualan di tempat yang telah di tentukan oleh pemerintah. ’’Mereka kembali lagi berjualan ke jalur trotoar, PKL yang berjualan di tempatnya paling cuman sekitar 80 orang,’’ ujar salah seorang warga Yani Maharani, 35, kepada Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekspres) usai berbelanja kemarin (26/6).

Padahal, maksud dari relokasi tersebut agar kondisi Majalaya tidak semrawut. Juga memberikan agar para PKL lebih tertib, dan tidak lagi membuat jalanan macet. ’’Karena begitu ditertibkan, Majalaya nampak jalannya ngabulungbung. Padahal kalau semua PKL kompak berjualan di dalam kios, yang namanya pembeli pasti akan mencari tempat berjualan, tidak jarang pembeli kan yang datang ke kios,’’ tukasnya.

Sementara itu, salah seorang PKL mengaku berjualan di pinggir jalan dengan di dalam kios memang ada perbedaan. Salah satunya jika berjualan di jalan trotoar, penghasilan mereka pun cukup lumayan. ’’Tetapi karena kios berada di dalam jadi berjualan sepi, makanya kita terkadang suka lari mencari pembeli,’’ ucap salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya.

Apalagi saat ini persaingan dengan pedagang sendiri cukup ramai. ’’Makanya saat ini alternatifnya berjualan di depan jalan. Itupun kalau tidak ada petugas, karena kalau ada pasti tidak boleh,’’ tandasnya.

Oleh karena itu, petugas Satpol PP melalui intruksi camat Majalaya, terus melakukan penertiban PKL dan parkir di sejumlah titik jalur yang dilarang. Seperti di depan masjid, jalan tengah, dan Pasar Baru.

’’Larangan itu diberlakukan oleh pemerintah Kecamatan Majalaya, bukan berarti tidak boleh berjualan tetapi mereka ditempatkan di Station Jalur Gaza Majalaya,’’ ungkap Camat Majalaya Drs Yosep Nugraha belum lama ini. (aku/far)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan