Epi Tuangkan Inspirasi pada Piring

[tie_list type=”minus”] Bosan Melukis di Atas Kanvas[/tie_list]

Biasanya seseorang melukis dengan menggunakan media kanvas. Tetapi salah satu pelukis di Balai Seni Barlie, yaitu Epi Gunakan mempunyai media lain. Dia menggunakan media kaca untuk pengganti kanvas. Hasilnya sangat luar biasa.

NURDIANI NITA LATIFAH, PADALARANG

Media kaca biasanya berbentuk piring, baik dengan ukuran yang besar maupun yang kecil. Epi mulai menggunakan media kaca di akhir 2014. Karena dia mulai bosan dengan menggunakan media kanvas atau kertas. Namun, dirinya baru memperkenalkan lukisannya di piring ke publik baru dua kali. Biasanya gambar yang dia lukis berupa wajah orang dalam.

Dia pertama kali memperkenalkan lukisan di atas kaca pada April lalu saat pameran di Paris Van Java (PVJ) Mall, Bandung. Kedua, pada saat Gunungan Festival di Kota Baru Parahyangan belum lama ini.

”Di acara Gunungan Festival, saya melukis hingga enam orang wajah,” ucapnya kepada Bandung Ekspres belum lama ini. Dia mengaku kewalahan melayani permintaan pengunjung untuk melukis di atas kaca.

Menurut dia, saat pertama kalinya melukis di atas kaca hanya iseng saja. Hasil lukisannya dipajang di rumah dan di sanggar. Dirinya menambahkan, saat mencoba melukis di atas kaca karena mulai bosan ketika melukis di kanvas. Ternyata, hasil dari lukisannya cukup bagus.

Bukan hanya itu, saat dipajang di rumah banyak juga orang yang memesan lukisan tersebut. Dalam seharinya dirinya bisa melukis sebanyak tiga sampai enam lukisan. Apalagi jika waktunya sangat luang, dirinya bisa melukis sebanyak 10 lukisan.

”Untuk bisa menikmati sebuah hasil karya seni, saya sebenarnya tidak mematok harga yang terlalu mahal,” ucapnya. Dia menambahkan, untuk satu buah lukisan, dia mematok harga mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu.

Dengan harga yang relatif murah, dia ingin semua orang bisa menikmati hasil karya seni. Di beberapa kali kesempatan, dirinya sering kali menemukan harga sebuah karya seni mencapai harga yang cukup mahal. Sehingga tidak semua orang bisa menikmatinya. Apalagi saat ini minat terhadap kesenian semakin berkurang.

Tinggalkan Balasan