Pertamina Rugi Triliunan

[tie_list type=”minus”]Dwi Soetjipto Siap Dilengserkan [/tie_list]

JAKARTA – Awal tahun 2015 nampaknya menjadi permulaan buruk kinerja Pertamina di bawah direksu baru pimpinan Dwi Soetjipto. Direksi baru Pertamina yang terpilih pada Desember 2014 lalu harus menghadapi kerugian perseroan sebesar USD 212,3 juta atau setara Rp 2,75 triliun hanya untuk periode Januari-Februari 2015.

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menyatakan, jajaran direksi di perusahaan BUMN itu siap mempertanggungjawabkan kerugian yang ada. Karenanya, Dwi mengaku siap jika sewaktu-waktu dicopot dari posisinya sebagai dirut Pertamina.

”Ya nggak apa-apa. Kalau kita sudah berani ditunjuk harus berani dicopot,” ujar Dwi saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, belum lama ini.

Namun, mantan dirut Semen Indonesia itu juga membela diri dengan angka kerugian yang dialami Pertamina saat ini. Menurutnya, ukuran kinerja direksi tidak bisa dilihat hanya dalam waktu dua bulan saja, tetapi harus secara keseluruhan sepanjang tahun 2015 ini.

Dwi juga menegaskan, faktor penyebab kerugian Pertamina hingga Rp 2,75 triliun juga harus dicermati. Salah satunya karena persediaan stok minyak pada Oktober 2014 yang harganya saat itu masih melambung.

”Tidak bisa melihat kinerja hanya dalam 1-2 bulan saja, karena ini kan banyak menyangkut masalah efek harga minyak dunia yang turun. Bulan Januari kami masih memikul beban harga minyak yang dibeli Oktober, yang harganya masih mahal,” beber Dwi.

Untuk menutupi kerugian tersebut, Pertamina, kata Dwi, akan menempuh beberapa cara. Salah satunya yakni efisiensi, baik dari segi bisnis maupun penghematan tingkat losses (kehilangan volume), pasokan BBM yang turun menjadi 0,2 persen, dari semula 0,29 persen.

’’Pertama proses bisnisnya dan segala macem lebih terbuka. Dari proses pengadaan saja yang kami sentralisasikan, kami sudah bisa dapat saving USD 30 juta. Itu akan menjadi bekal untuk ke depan untuk mengawal proses transportasi, sehingga kita bisa tekan looses sekarang jadi 0,2 persen. Itu juga akan memberi dampak sangat besar,’’ jelasnya

Dwi juga menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan pemangkasan jumlah karyawan. Sebagai gantinya, BUMN yang bergerak di sektor minyak dan gas ini tidak akan melakukan perekrutan karyawan baru. ’’Nggak ada, kami usahakan pertahankan. Tahun ini tidak ada perekrutan baru,” ujar Dwi. (chi/jpnn/fik)

Tinggalkan Balasan