Minta Pabrik Buka Akses Air
CISEL – Dinas pemadam kebakaran (Diskar) kota Cimahi mengaku kerap kesulitan memadamkan api jika terjadi musibah kebakaran di kawasan industri, Cimahi Selatan. Sebab, kawasan tersebut memiliki akses jalan yang sempit karena berada di kawasan industri.
’’Kalaupun ada, persediaan air di kawasan tersebut terbilang minim. Kebanyakan sudah tercampur limbah,” ujar Pelaksana Administrasi Diskar Kota Cimahi, Tedi Rustiawan kemarin (24/02).
Dia mengatakan, menggunakan air limbah untuk memadamkan api itu seperti buah simalakama. Di satu sisi, air limbah masih bisa dipakai untuk menanggulangi api. Tapi, dampaknya sangat berpengaruh kepada mesin pemadam. Zat yang terkandung dalam air limbah bisa menyebabkan korosi lebih cepat.
’’Karena memakai sistem pemancar, otomatis airnya ditampung di mobil unit. Nah masalahnya, kalau ditampung dulu bisa ngerusak mesin,’’ jelasnya.
Dia mengatakan, hal tersebut bukan menjadi halangan ketika bertugas di daerah kebakaran. Yang jadi persoalan ketika air tersebut sebut dibawa dalam jarak yang cukup jauh.
Di bagian lain, pihaknya selalu bersikap profesional dan berusaha semaksimal mungkin dalam menanggulang api di daerah manapun. ’’Mau di daerah yang akses jalannya sulit, atau air yang minim, kita selalu berusaha memadamkan apinya semaksimal mungkin,’’ tegasnya.
Dia mencontohkan, kebakaran pada Selasa (17/02) yang menghanguskan sebuah pabrik palet kayu di kawasan industri, tepatnya Jalan Gempolsari RT 02/RW 04 Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan, akses jalan sulit dan minim air. Meskipun mengaku sempat kesulitan, pihaknya berhasil memadamkan api.
’’Pasokan air bersih dari sungai juga sedikit, tapi alhamdulillah kita berhasil menjalankan tugas,” katanya.
Untuk mengatasi permasalahan tesebut, Tedi mengungkapkan pihaknya tengah melakukan lobby dengan berbagai pihak, terutama pemilik pabrik di kawasan industri agar memperperbolehkan menggunakan air dari perusahaan yang bersangkutan.
’’Selain itu, Pihak Diskar sudah mengusulkan pemasangan hidran di beberapa titik ke dinas terkait,’’ Katanya. Namun, ada kendala yang dihadapi, salah satunya adalah kondisi pipa yang sudah tua. ’’Sudah puluhan tahun dan rawan keropos,’’ terangnya.
Dia memaparkan, di kota Cimahi, dari 12 hidran, hanya satu hidran aktif. Hidran tersebut ada di Jalan Gatot Subroto depan Kodim 0609. Di lokasi ini, relatif mudah dipergunakan karena posisinya di trotoar jalan. ’’Sayang tapi airnya kecil,’’ pungkasnya. (mg18/rie)