Perajin Cincin Mengaku Marema

BATU mulia atau batu akik yang menjadi fenomena di tengah-tengah masyarakat saat ini terus ’menjamur’. Penggemar batu akik tidak terbatas usia.

Pameran Batu Pasar Cimindi - bandung ekspres
RAMAI: Para peserta memilih cincin batu akik yang dipasarkan
pada Pameran Batu Akik di Pasar Tradisional Cimindi, kemarin.

Semua orang menjadikan batu akik ini sebagai perhiasan untuk menunjang penampilan. Tak hanya itu, penjual batu akik bisa mudah kita jumpai, seperti terlihat di sepanjang Jalan Amir Machmud Cimahi. Berbagai macam jenis batu dijual, baik sudah jadi mapun masih mentah dan berbentuk bongkahan.

Maraknya penjual batu akik tersebut, tidak terlepas dari keuntungan hasil penjualan yang menggiurkan. Hal tersebut menjadi berkah tersendiri bagi pengrajin cincin (ring/frame). Pasalnya, pengrajin cincin tidak sebanyak penjual batu akik yang hampir tersedia setiap sudut kota.

Salah satu tempat pembuat cincin, Bengkel Enat Zakaria milik Hendi Rustandi di Jalan Kebon Cau, Gang Suka Wahyu, Cimahi, mengaku omzetnya naik secara signifikan seiring dengan maraknya batu akik.

”Semenjak batu akik ngetrend, pesanan naik drastis, dalam sebulan ada lah 60 pesanan,” ujar Hendi di sela kesibukannya membuat cincin.

Dirinya sangat bersyukur pesanan yang datang semakin banyak. Namun dia mengaku kewalahan karena kurangnya pengrajin. Di bengkel tersebut, hanya ada empat orang pengrajin termasuk dirinya.

Saking banyaknya pesanan, tak jarang dia menolak pesanan. Alasannya, untuk menjaga kualitas. Dia tak ingin pelanggan kecewa karena hasil pengerjaanya tak sesuai dengan perjanjian karena proses yang terburu-buru. ”Kita sering menolak karena takut pengerjaan tergesa-gesa, hasilnya mengecewakan, pelangan kecewa. Makanya kita batas, maksimal dalam sebulan menerima 60 pesanan, lebih dari itu kita gak bisa,” ujarnya.

Menjaga Kualitas adalah hal yang selalu dipesankan oleh almarhum ayahnya. selain itu, hal yang paling penting adalah kejujuran dalam bekerja. ”Kalau semuanya diniatkan baik, pasti hasilnya berkah,” imbuhnya.

Hendi mengatakan, dia menjadi penerus usaha yang sebelumnya dirintis oleh ayahnya bernama Enat Zakaria. ”Saya nggak begitu ingat kapan ayah saya memulai, tapi semenjak tahun 1985, saya meneruskan usahanya,” katanya. Untuk harga pembuatan cincin, menurutnya variatif. Untuk perak, dimulai dari harga Rp. 300 ribu.”Kalau emas lebih mahal, bisa sampai Rp 5 juta per satunya,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan