Polisi: Tiga Orang Telah Diamankan

GARUT – Polisi mengamankan tiga orang terkait kasus pembakaran bendera bertuliskan tauhid di Garut. Polisi menyelidiki ada-tidaknya dugaan tindak pidana terkait peristiwa.

”Total ada tiga orang yang kami amankan, semua saksi,” kata Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna usai pertemuan jajaran Muspida Garut di Polsek Limbangan, Senin (22/10).

Polisi hingg saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut meskipun belum ada laporan yang masuk. Itu dilakukan agar tidak menimbulkan gesekan di kelompok masyarakat.

”Kalau tidak ditanggulangi, perpecahan akan timbul. Makanya kami lakukan dulu penahanan, semuanya kami jadikan saksi,” sambungnya.

Dandim 0611/Garut Letkol Asyraf Aziz meminta semua pihak menahan diri terkait peristiwa. Letkol Asyraf juga meminta masyarakat menyerahkan penanganan ke proses hukum.

”Agar kondisi kondusif, kita imbau ormas dan organisasi lainnya agar menahan jemaahnya, dan penyelesaian hukum agar percayakan kepada kami,” tandasnya.

Aksi pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat Tauhid ”Laailahaillallah Muhammadarrasulullah” itu sendiri terjadi pada peringatan Hari Santri Nasional di Kecamatan Limbangan, Minggu (21/10) lalu, membuat geger, baik di dunia nyata maupun maya.

Pembakaran bendera yang menurut sebagian lainnya dianggap sebagai bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi yang secara resmi dibubarkan oleh pemerintah tersebut semakin menjadi sorotan setelah videonya tersebar di media sosial.

Dalam beberapa siaran pers, Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas membenarkan kejadian tersebut terjadi di Garut dan dilakukan anggotanya dengan maksud membakar bendera organisasi terlarang, hal itu dipertegas terekamnya anggota yang memakai seragam Banser Kabupaten Garut ikut dalam aksi tersebut.

Beberapa pihak yang menyayangkan aksi tersebut. Hal itu karena terkesan apa yang dilakukan justru membakar bendera berkalimat Tauhid sebagai simbol Islam. Sehingga pro dan kontra di dunia maya ataupun nyata tidak terhindarkan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut KH Sirojul Munir mengimbau, agar masyarakat tetap sabar, tenang dalam menyimpan peristiwa tersebut.

”Kita harus tetap tenang jangan terpancing emosi, jangan menimbulkan persoalan baru, ini sedang ditangani bukan hanya MUI tapi bersama TNI-Polri dan juga Pemkab Garut,” ujar Ceng Munir, kemarin (22/10).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan