Polisi: Tiga Orang Telah Diamankan

MUI, sambung Ceng Munir, belum bisa mengambil sikap. ”Kita dengan aparat serta pemerintah daerah masih melakukan investigasi siapa yang membawa bendera dan darimana asalnya. Kan tuduhannya dari HTI, kita masih melakukan investigasi siapa yang membawa bendera itu, apakah betul dari HTI atau bukan. Kemudian yang membakar juga motifnya apa, ini masih diinvestigasi,” tukas Munir saat dihubungi melalui telepon.

Saat ini, pihaknya bersama aparat kepolisian tengah melakukan pemantauan di Kecamatan Limbangan, tempat peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid terjadi. Ia berharap apapun alasannya, tidak sampai memecah belah keutuhan umat Islam saat ini.

Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Garut KH R Amin Muhyidin menyatakan dirinya siap bertanggung jawab atas insiden pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat Tauhid.

”Jangankan melakukan hal yang benar. Melakukan hal yang dianggap salah pun saya siap bertanggung jawab sekalipun harus dipenjara. Tindakan beberapa anggota Banser di Alun-alun Limbangan itu sebagai pengamanan bendera yang mirip bendera HTI dan bertuliskan kalimat toyibah. Saya pun tak bisa berlama-lama memberikan arahan dalam kegiatan Hari Santri Nasional di Cibiuk karena ditunggu oleh Kapolres Garut di Polsek Limbangan,” ungkap Amien.

Menurutnya, pembakaran bendera hitam mirip bendera HTI di Alun-alun Limbangan pada kegiatan Hari Santri Nasinal bukan oleh oknum anggota Banser tapi oleh anggota Banser. Anggota Banser melihat pembawa bendera mirip bendera HTI di Alun-alun Limbangan dan mengambilnya untuk diamankan.

Di tempat sama Ketua GP Anshor Garut DR Abdulah Badar MSi menegaskan, anggota Banser melakukan tindakan pembakaran bendera bukan membakar kalimat toyibahnya. Tapi membakar simbulnya yang notabene HTI sudah dibubarkan oleh pemerintah. Dia pun mempertanyakan pihak pemerintah yang membiarkan pembawa bendera mirip bendera HTI berkibar dalam acara kegiatan HSN ke-3 di Alun-alun Limbangan.

”Anggota Banser membakar bendera mirip bendera HTI di Alun-alun Limbangan karena emosional melihat bendera itu berkibar dalam kegiatan Hari santri Nasional di Alun-alun Limbangan. Kesalahan sedikit dan insiden kecil saja dibesar-besarkan oleh pihak lain. Bila aparat pemerintah menekan Banser terkait pembekaran bendera itu, jajaran Banser diminta siap bergerak. HTI yang sudah dibubarkan pemerintah itu, aktivitasnya mengapa dibiarkan. Bahkan berani mengibarakan bendera dalam kegiatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Limbangan,” tutur Badar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan