RSHS Tepis Ada Pencaloan Pendaftaran Pasien

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyangkal dugaan adanya pencaloan pendaftaraan pasien di rumah sakit terbut. Hal ini diungkapkan Kepala Sub Humas dan Protekoler RSHS Nurul Wulandhani kepada Bandung Ekspres saat ditemui di RSHS Bandung kemarin (14/6).

Dengan sistem pendaftaran yang dibuat, pihaknya menyangkal hal tersebut bisa terjadi. ”Untuk pasien yang sudah memiliki rekam medis sebelumnya, pendaftar akan bisa bisa diperiksa H-2 sebelum operasi,” kata Nurul

Diakui olehnya, RSHS Bandung sudah terakreditasi sebagai rumah sakit kelas Internasional, sehingga menjadi rujukan rumah sakit tertinggi di Jawa Barat. RSHS Bandung, lanjut dia, merupakan rumah sakit tingkat satu. Sehingga, pasien yang datang rujukan-rujukan dari rumah sakit tingkat dua.

Dia menjelaskan, setiap hari terdapat sekitar 2.200 pasien rawat jalan dan memang harus ada antrean. RSHS sendiri memiliki 928 buah tempat tidur, 506 buah tempat tidur merupakan kelas tiga.

”Jadi pasien yang datang cukup banyak. Pihak kami juga dengan berbagai sistem yang diterapkan seminal mungkin menekan kasus perjokian tersebut,” ucapnya.

Dirinya meminta ketika ada kasus perjokian, pihak yang dirugikan bisa melaporkan hal tersebut disertai bukti.

Di tempat yang sama, salah satu pasien asal Tasikmalaya Dini, 34, mengaku sempat ditawari oleh joki agar mendapatkan pelayanan cepat.

”Saya sempat ditawari sama joki, biar nomer antrean saya cepat dipanggil. Saya juga nggak tahu namanya, uang pendaftarannya sekitar Rp 200 – 300 ribu,” kata Dini.

Dia sempat menceritakan saat pertama kali datang ke RSHS dua bulan yang lalu dan harus menunggu sangat lama. Dia juga sempat kesal dengan keadaan tersebut. Beberapa pasien lainnya malah terpaksa menggunakan jasa joki.

Akan tetapi, karena keuanganya minim, dirinya urung menggunakan joki. Diakuinya, perjokian seperti ini masih tetap ada. Dengan adanya joki pendaftaran, kata dia, nomer urut antrean digeser dan membuat lama proses pemeriksaan pasien lainnya.

Pihaknya berharap kasus perjokian di RSHS Bandung bisa berhenti. ”Kasus perjokian seperti ini, cukup mencederai RSHS Bandung yang sudah terakreditasi internasional,” pungkasnya. (nit/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan