Situasi tersebut langsung mengundang reaksi keras dari masyarakat setempat.
“Pejabat itu harusnya menikah resmi, bukan kawin siri,” ujar Abdul Karim, salah satu warga yang ikut dalam penggerebekan.
Menurut surat tuntutan warga, kejadian itu bermula saat AW terlihat masuk ke rumah janda tersebut pada Kamis (11/09/2025) sekitar pukul 01.15 WIB.
Warga yang curiga kemudian menggerebek lokasi dan menemukan AW bersama tiga orang lainnya.
Baca Juga:Klaim Kode Redeem FF Terbaru November 2025, Ambil Hadiah Sebelum Kuota HabisDari Sekolah untuk Generasi Sehat: Gerakkan Senam Anemia dan Edukasi Kesehatan Mental
Atas insiden itu, warga menuntut AW mundur dari jabatannya sebagai Kepala Desa.
Mereka bahkan memberikan ultimatum dua hari. Jika tidak ada tanggapan, warga mengancam akan menggeruduk kantor desa dengan massa yang lebih besar.
“Kalau tidak ada respons dua hari, warga akan ramai-ramai menurunkannya sebagai kepala desa,” ujar salah satu warga lainnya.
Plt Camat Tanjung, Nanang Raharjo, mengatakan pemerintah kecamatan akan memanggil AW untuk meminta klarifikasi sekaligus memberikan pembinaan sesuai prosedur.