Kolaborasi Kemenag, Dinsos, dan Rumah Yatim Hadirkan Program Pengentasan Kemiskinan di Bandung

Kolaborasi Kemenag, Dinsos, dan Rumah Yatim Hadirkan Program Pengentasan Kemiskinan di Bandung
Kolaborasi Kemenag, Dinsos, dan Rumah Yatim Hadirkan Program Pengentasan Kemiskinan di Bandung
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Dalam menghadapi tantangan kemiskinan, Kota Bandung kini mengedepankan strategi yang lebih berkelanjutan dan berdampak jangka panjang. Pendekatan ini tidak lagi berpusat pada pemberian bantuan langsung semata, tetapi bertransformasi menjadi program pemberdayaan masyarakat yang menekankan pelatihan keterampilan dan dukungan modal usaha. Langkah ini diharapkan mampu membangun kemandirian ekonomi warga, sekaligus melahirkan masyarakat yang lebih tangguh dan berdaya saing.

Program ini terwujud melalui kolaborasi strategis antara Kementerian Agama (Kemenag) Kota Bandung, Dinas Sosial (Dinsos), serta Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Rumah Yatim. Melalui sinergi lintas lembaga ini, bantuan tidak hanya diberikan secara material, tetapi juga melalui pendampingan yang berkelanjutan. Program tersebut menargetkan warga di tiga kecamatan, yakni Regol, Kiaracondong, dan Cibeunying Kaler, dengan total 30 penerima manfaat yang berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi di lingkungannya.

Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Yorisa Sativa, mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini, dirinya menilai langkah tersebut menunjukkan perubahan paradigma dalam membantu masyarakat yang kurang mampu.

Baca Juga:Kamu Gagal Dapat BLT Kesra 2025? Ternyata Ini Penyebabnya!Cara Bikin dan Sembunyikan Board Pinterest dengan Mudah di Website dan HP

“Ini langkah maju karena tidak lagi sekadar memberi bantuan langsung seperti bansos, tapi memberdayakan masyarakat agar bisa mandiri. Dengan pelatihan yang sesuai kebutuhan dan potensi, penerima manfaat bisa meningkatkan kemampuan ekonomi mereka,” kata Yorisa di kantor Kemenag Kota Bandung, Kamis (6/11/2025).

Yorisa menambahkan, agar sasaran program tepat, seluruh pihak perlu berkoordinasi dengan Dinsos sebagai pemegang data masyarakat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang kini disebut DTSN.

“Kami siap mendukung dan memastikan penerima manfaat betul-betul sesuai sasaran,” ucapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Kemenag Kota Bandung, Irwan Nurjaman, menjelaskan bahwa pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan keahlian dan potensi masing-masing penerima manfaat.

“Prinsipnya, pemberdayaan umat ini dilakukan agar masyarakat yang semula di bawah dapat meningkatkan kemampuan dan taraf hidupnya,” ujarnya.

Selain pelatihan, kegiatan juga disertai pemberian bantuan alat kerja seperti kursi roda bagi penyandang disabilitas serta Al-Qur’an Braille untuk penyandang tunanetra.

Sedangkan, Direktur Utama Rumah Yatim, Nugroho Bejo Wismono, mengatakan pihaknya tidak hanya memberikan bantuan modal usaha, tetapi juga pendampingan intensif selama tiga tahun.

0 Komentar