JABAR EKSPRES – Pemerintah Indonesia tengah memainkan strategi diplomasi ekonomi yang semakin matang dalam negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS), setelah berhasil menurunkan tarif sejumlah komoditas ekspor dari 32 persen menjadi 19 persen.
Pemerintah Indonesia juga optimis komoditas unggulan nasional bisa mendapatkan bebas tarif impor dalam kesepakatan dagang final dengan Amerika Serikat (AS) yang kini masih dalam pembahasan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang memimpin Tim Negosiasi Tarif Indonesia–AS, menegaskan bahwa pemerintah berupaya memastikan produk-produk strategis seperti kelapa sawit, kakao, dan karet komoditas yang tidak dapat diproduksi di AS mendapatkan tarif impor nol persen.
Baca Juga:Banjir Semarang Mulai Mengering, Upaya Penanganan Terus BerlanjutASN Was-was, Kebijakan Penurunan TKD Beresiko pada Kredit Macet
Melansir dari ANTARA, Selasa (4/11) Airlangga mengatakan, pemerintah juga tengah meminta perlakukan khusus bagi komoditas tertentu yang menjadi bagian dari rantai pasok industry Kesehatan, serta pembahasan non-tarif.
Ia melanjutkan, dalam proses perundingan tersebut pemerintah berkomitmen untuk mengedapankan kepentingan nasional, dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini memastikan penawaran yang didampaikan pihaknya kepada Pemerintah AS dirancang untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade), sejalan dengan prinsip kesetaraan dan keseimbangan yang menjadi prioritas dalam setiap tahapan negosiasi.
Selain itu, saat ini proses penyusunan dokumen hukum (legal drafting) tengah berlangsung untuk memastikan semua klausul sesuai dengan regulasi nasional dan komitmen internasional, serta bisa diimplementasikan dengan baik.
Pemerintah Indonesia juga tengah berencana untuk melakukan pembahasan lebih lanjut pada akhir November 2025, setelah penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacifik Economic Cooperation (APEC).
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Haryo Limanseto menyatakan bahwa pendekatan Indonesia dalam negosiasi tarif tersebut dilakukan secara terukur, mencerminkan kehati-hatian diplomasi ekonomi Indonesia.
Menurutnya, Indonesia menjalankan diplomasi ekonomi bebas dan aktif, yang memastikan setiap langkah kebijakan dan negosiasi perdagangan dilakukan untuk melindungi kepentingan nasional, memperkuat kedaulatan ekonomi, serta memberikan manfaat nyata bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga:Dampak Turunnya Tarif Dagang AS-China Bagi Indonesia, Begini Menurut Ekonom!Menuju Efisiensi, BP BUMN Tegaskan Perampingan Jumlah BUMN akan Tetap Dilakukan
“Pemerintah berkomitmen agar setiap kesepakatan ekonomi yang ditandatangani membawa manfaat langsung bagi masyarakat, memperkuat struktur industri nasional, dan menjaga posisi Indonesia sebagai mitra strategis yang mandiri dan netral di tengah dinamika geopolitik global,” ujarnya.
