Main dengan 10 Pemain, Persib Tetap Taklukkan Persis di GBLA

Penggawa Persib Bandung Uilliam Barros Pereira melakukan selebrasi setelah berhasil membobol gawang Persis Sol
Penggawa Persib Bandung Uilliam Barros Pereira melakukan selebrasi setelah berhasil membobol gawang Persis Solo pada pertandingan BRI Super League di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Senin (27/10). Persib Bandung berhasil menang atas Persis Solo dengan skor 2-0. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Malam di Stadion Gelora Bandung Lautan Api terasa lebih hidup dari biasanya. Suara drum, chant Bobotoh, dan semangat di tribun menjadi latar dari sebuah laga yang berubah menjadi drama klasik: 10 pemain, 2 gol, dan kemenangan penuh harga diri.

Persib Bandung menghadapi Persis Solo bukan hanya untuk tiga poin, tetapi juga untuk menjaga ritme dan kebanggaan di kandang sendiri.

Semua seolah berjalan sempurna di menit ke-11, ketika “Lucho” Guaycochea melepaskan tendangan placing manis yang berputar lembut menuju pojok kanan gawang. Bola itu seperti punya magnet, mengoyak jala dan menyalakan euforia di seluruh penjuru stadion.

Baca Juga:Trans Studio Bandung Hadirkan Highschool Horror, Wahana Halloween Seru untuk Semua UsiaManjakan Pelanggan dengan Cashback dan Paket Ekstra Purna Jual, Isuzu Festival 2025 kini Kembali Hadir

Namun, dari pahlawan, Lucho berubah jadi tokoh yang meninggalkan panggung terlalu cepat. Menit ke-26, wasit mengangkat kartu merah tinggi-tinggi setelah tekel kerasnya dianggap membahayakan lawan. GBLA terdiam sejenak. 10 pemain tersisa di lapangan, dan malam pun berubah arah.

Tapi di situlah mental Persib diuji. Bojan Hodak menutup celah, menata ulang formasi, dan memutar strategi. Beckham Putra berlari tanpa lelah, Marc Klok menambal setiap ruang, dan Barba jadi tembok terakhir yang tak tergoyahkan. Persis mencoba menggempur, tapi setiap serangan seperti membentur tembok biru yang tak retak.

Dan saat babak kedua baru berjalan tiga menit, GBLA kembali meledak. Beckham menjadi arsitek, mengirim umpan terukur ke jantung pertahanan. Uilliam Barros, dengan insting predatornya, menyambut bola itu dengan sontekan klinis. Gol kedua lahir, dan malam kembali milik Persib.

Setelah itu, segalanya adalah tentang bertahan dengan hati, bukan sekadar tenaga. Persib menutup ruang, berjuang di setiap duel, dan menjaga keunggulan hingga peluit panjang berbunyi.

Akhirnya, skor 2-0 bukan sekadar hasil pertandingan. Ia adalah simbol: bahwa semangat tak bisa dikurangi, bahkan ketika jumlah pemain bisa.

Di malam penuh tekanan itu, sepuluh pemain Persib menunjukkan bahwa keberanian dan keyakinan masih jadi kekuatan paling mematikan di sepak bola. Dan di bawah langit Bandung, kemenangan itu terasa lebih dari sekadar tiga poin, ia terasa seperti pernyataan. (Dam)

0 Komentar