Andri Gunawan Kecam Tayangan TV yang Diduga Lecehkan Pesantren dan Ulama: Ini Krisis Kebudayaan

Andri Gunawan Kecam Tayangan TV yang Diduga Lecehkan Pesantren dan Ulama: Ini Krisis Kebudayaan
Andri Gunawan Kecam Tayangan TV yang Diduga Lecehkan Pesantren dan Ulama: Ini Krisis Kebudayaan
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sebuah stasiun televisi menayangkan potongan video tentang kehidupan di pondok pesantren yang kemudian viral dan menuai polemik. Tayangan tersebut diduga melecehkan pesantren serta para ulama.

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD sekaligus Ketua DPC PDIP Kota Bandung, Andri Gunawan, mengecam keras tayangan tersebut. Ia menilai, apa yang dilakukan pihak televisi mencederai nilai budaya bangsa.

Andri menyinggung konsep Trisakti Bung Karno, khususnya poin berkepribadian dalam kebudayaan. Menurutnya, Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi martabat para guru, termasuk para kiai.

Baca Juga:Pangkas Dana Transfer Daerah, Pakar Unpad Peringatkan Potensi KetimpanganYayasan Kasih Palestina Siap Bangun Kembali Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza

“Menghormati kiai dengan mencium tangannya dan membungkukkan diri adalah bagian dari jati diri budaya bangsa kita. Kita tidak bisa memakai etika liberal ala Barat untuk diterapkan di sini. Santri melakukan itu sebagai bentuk penghormatan agar mendapat berkah dari gurunya, dan akhirnya menjadi pribadi beradab yang memuliakan sesama,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).Lebih lanjut, Andri menilai fenomena saat ini justru menunjukkan adanya krisis kebudayaan, di mana murid berani menantang gurunya, maraknya pergaulan bebas, hingga penyimpangan seks sejenis.

“Pesantren itu bukan sekadar tempat belajar agama, tapi juga garda moral dan budaya. Saya lebih memilih santri yang mencium tangan kiai meski dianggap feodal, daripada mereka yang mendukung penyimpangan dengan alasan modern dan open minded,” tegasnya.Andri juga menyoroti potongan video yang bisa menggiring opini publik secara keliru. Ia mencontohkan, jika kehidupan seorang ibu rumah tangga hanya ditampilkan saat sedang bersantai, tanpa memperlihatkan aktivitasnya yang sibuk mengurus keluarga, publik bisa salah menilai.

“Hal serupa terjadi pada video pesantren di Lirboyo yang viral itu. Potongan yang ditampilkan tidak menggambarkan kehidupan pesantren secara utuh,” jelasnya.Ia pun meminta pihak stasiun televisi agar lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menayangkan konten sensitif, terutama yang menyangkut lembaga keagamaan.

“Kalau memang ada hal menyimpang di pesantren, tentu harus diungkap. Tapi jangan asal potong video demi rating. Pesantren itu punya jasa besar untuk bangsa — NU, Muhammadiyah, Persis, semua berdiri sebelum Indonesia merdeka,” tandas Andri.

0 Komentar