JABAR EKSPRES – Aksi unjuk rasa yang berlangsung di sejumlah titik di Kota Bandung menyebabkan ratusan orang mengalami gangguan kesehatan dan luka-luka. Berdasarkan data dari Posko Kesehatan Universitas Islam Bandung (Unisba), sebanyak 208 orang korban ditangani tim medis pada hari pertama aksi.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UPTD Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Dinas Kesehatan Kota Bandung, Eka Anugrah, mengungkapkan bahwa mayoritas korban mengalami sesak napas dan iritasi mata akibat paparan gas air mata.
“Karakteristik korban yang paling banyak yang pertama adalah akibat gas air mata. Efeknya sesak napas, kemudian mata perih. Kebanyakannya itu,” ujar Eka saat diwawancarai di Bandung, Selasa (2/9).
Baca Juga:Rakyat Demo, Pemerintah Siap Putuskan Jaringan Internet Selama September 2025 Bungkam Publik Lewat DigitalBerdekatan dengan Gedung DPRD, SMAN 1 Cimahi Pulangkan Siswa Lebih Awal Antisipasi Demo
Ia menjelaskan, penyebaran gas air mata yang meluas menyebabkan dampak kesehatan, terutama bagi peserta aksi dan masyarakat di sekitar lokasi demonstrasi.
Selain gangguan pernapasan, korban juga mengalami beragam jenis luka, seperti luka robek, luka tumpul, hingga luka tusuk. Luka-luka tersebut diduga terjadi akibat situasi panik saat massa berlarian atau mencoba menyelamatkan diri.
“Yang kedua setelah itu yang luka-luka. Baik karena terjatuh saat lari atau tersangkut saat naik pagar. Ada juga yang luka karena tertusuk. Katanya sempat naik pagar, lalu dikait dan robek,” jelasnya.
Terkait penyebab pasti luka-luka tersebut, Eka menyatakan pihaknya belum dapat memastikan apakah luka timbul akibat kekerasan fisik atau bukan.
“Saya tidak bisa memastikan apakah ini lukanya karena dipukul atau karena apa. Tim dari Dinas Kesehatan kebanyakan bertugas di titik kumpul, bukan di garis depan,” imbuhnya.
Eka menambahkan, selain luka-luka, terdapat pula korban yang mengalami pingsan hingga serangan jantung ringan, namun seluruhnya berhasil ditangani di posko kesehatan.
“Sempat ada yang serangan jantung, tapi Alhamdulillah bisa tertangani di Posko Unisba,” katanya.
Baca Juga:Benarkah Jaringan Internet Akan Diputus di Indonesia karena Demo September 2025? Cek Faktanya!Aksi Demonstrasi di DPRD Jabar Sempat Ricuh, Aparat Mulai Diturunkan
Dari total 208 korban yang ditangani di lapangan, sekitar 15 orang dirujuk ke rumah sakit, namun seluruhnya hanya menjalani rawat jalan.
“Tidak ada yang parah. Indikatornya rawat inap atau rawat jalan. Kalau rawat jalan berarti tidak terlalu parah. Kalau rawat inap, berarti butuh perawatan khusus,” ujar Eka.
