JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi kini tengah memperkuat sistem pengelolaan sampah internal, menyusul penerapan penimbangan wajib bagi setiap truk sampah yang masuk ke zona baru Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.
Kebijakan ini dinilai akan berdampak signifikan terhadap jumlah sampah dari Cimahi yang selama ini dibuang ke TPA tersebut.
“Kemungkinan mulai di bulan ini ada perubahan tonase sampah yang kita kirim ke TPA Sarimukti karena sudah mulai dilakukan penimbangan truk sampah yang masuk,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Chanifah Listyarini, saat ditemui Jabar Ekspres di kantornya, Selasa 5 Agustus 2025.
Baca Juga:Bangunan Liar Jadi Kendala Penanganan Banjir Cimahi, Adithia: Saatnya AksiUNIDA Raih Akreditasi "Unggul" BAN-PT, Siap Melangkah ke Kancah Internasional
Dengan sistem baru ini, tidak lagi sekadar mengacu pada dimensi truk, melainkan benar-benar menimbang berat riil sampah yang diangkut.
Untuk volume sampah yang diangkut per hari masih dalam proses pendataan dulu hingga sebulan ke depan.
Chanifah menerangkan, saat ini benar-benar ditimbang sampahnya, kalau data sebelumnya per ritasi memakai dimensi ukuran truk sampah saja sekian ton.
“Nah, karena di sana timbangannya baru terpasang, sehingga dihitung lebih detail,” jelasnya.
Bagi Cimahi sendiri, memiliki kuota 17 ritase per hari dengan produksi sampah sekitar 119 ton setiap harinya.
Dengan sistem timbang aktual, diperkirakan jumlah tonase yang dikirim bisa lebih besar dari estimasi sebelumnya.
“Pastinya nanti akan ada penyesuaian, kemungkinan tonasenya akan lebih tinggi karena sampah kita tipenya basah. Nah itu yang menjadi perhatian,” tambah Chanifah.
Baca Juga:Cimahi Bangun Gedung UPDRS RSUD Cibabat, Target Rampung 5 Bulan dengan Anggaran Rp5 MBanjir di Megamendung Bogor Kembali Telan Korban Jiwa, Pria 75 Tahun Terseret Arus Hingga 2 Kilometer
Untuk menekan jumlah sampah yang dikirim ke TPA, DLH Cimahi terus menggalakkan program pemilahan sejak dari sumbernya.
“Pemilahan sampah sejak dari rumah terus kita fokuskan sebagai solusi jangka panjang membantu mereduksi sampah yang diangkut ke TPA,” katanya.
Chanifah menegaskan, masyarakat juga dilibatkan dalam proses pengolahan sampah hasil pemilahan di lingkungan masing-masing dari jenis organik dan anorganik.
Tak hanya itu, penguatan dilakukan pula pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R yang tersebar di sejumlah titik.
“Di antaranya peningkatan kapasitas di sejumlah TPST 3R dengan penambahan peralatan, sehingga bukan hanya sekedar pengumpulan tapi juga pengolahan melibatkan masyarakat,” imbuhnya.
