Wali Kota Bogor Sebut Pasar Gembrong Bebas Beras Oplosan, Begini Respon Pedagang hingga Masyarakat 

Wali Kota Bogor Sebut Pasar Gembrong Bebas Beras Oplosan, Begini Respon Pedagang hingga Masyarakat 
Pedagang Beras di Pasar Gembrong Sukasari. Foto: Regi
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pernyataan Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim bahwa Pasar Gembrong Sukasari bebas dari beras oplosan, menuai berbagai respons dari pedagang hingga masyarakat.

Penjual Beras, Isam (49) mengatakan, saat adanya isu beras oplosan membuat pendapatan penjualannya menjadi turun. Dia menilai, pembeli terlalu khawatir dan menjadi lebih selektif.

“Omzet rada (agak) menurun, ada aja yang nanya (soal beras oplosan),” kata Isam saat ditemui di Pasar Gembrong, Sukasari, Kota Bogor, pada Selasa (29/7/2025).

Baca Juga:Dinamika Perdagangan RI-AS, OJK Siap Dukung Kebijakan Pemerintah Perkembangan Terbaru Kasus Perdagangan Bayi Jaringan Internasional, Polda Jabar: Jumlah Tersangka Bertambah!

Isam selalu menjelaskan pada pembeli bahwa dirinya sebagai pedagang tidak menjual beras oplosan.

“Bilang aja di sini kita ga ngejual, kita ngejual yg bukan oplosan semua, bebas oplosan. Kalau spesifik sih kita ga ngasih tau gitu, cuman kita nerangin aja, di sini mah ga jual,” tuturnya.

Selain itu, ia berharap, tidak ada lagi isu beras oplosan agar masyarakat tenang dan juga sebagai pembeli tidak menanyakan perihal masalah beras oplosan.

“Mudah-mudahan ini berkesinambungan, jangan ada isu-isu yang namanya oplos-oplosan lagi gitu ya biar masyarakat juga tenang, pembeli juga ga nanya-nanya lagi masalah beras oplosan,” harapnya.

Sementara itu, Irma Pratiwi (24) sebagai masyarakat mengaku masih memiliki kekhawatiran soal adanya beras oplosan di Kota Bogor. Karena, dirinya tidak bisa membedakan antara beras oplosan maupun beras bebas oplosan.

“Khawatir, karena kan kita ga bisa dibedain takutnya digabung-gabung gitu apalagi anak kecil kan pada makan, kadang susah ngebedainnya gimana beras yg asli sama yang oplosan gitu,” kata Irma saat ditemui.

Dia mengungkapkan, cara untuk mengantisipasi mengonsumsi beras oplosan yakni melihat dari harganya dan menanyakan asal pasokan beras tersebut.

Baca Juga:Bupati Bogor Gandeng Rumpin Central Nursery, Dorong Ruang Terbuka Hijau yang BerkelanjutanMenkeu Sebut Dana Desa 2025 Sudah Tersalurkan Rp40,34 Triliun

“Dibedain dari harga aja paling, sama nanya ke pedagang asal masuk beras yang dijual itu darimana, buat kehati-hatian kita juga kan sebagai pembeli,” ungkapnya.

Dia juga berharap, agar para pemasok beras maupun penjual tetap menjajakan dagangannya secara jujur dan tidak merugikan pembeli.

“Balik lagi ke diri dia masing-masing, itu urusan dia sama yg di atas, kita sebagai pembeli ga bisa gimana-gimana ya, karena kalau kita nuduhin oplos tapi ga ada bukti ga bisa. Itu urusan dia sama yg di atas, kita wanti-wanti aja,” kata dia.

0 Komentar