Krisis Pendidikan Seks di Indonesia Akibat Fatwa Haram yang Menyimpang

Krisis Pendidikan Seks di Indonesia
Krisis Pendidikan Seks di Indonesia
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Di negara yang bernama Indonesia ini, permasalahan tidak hanya datang dari pemerintah yang kerap bertindak semena-mena, tetapi juga dari sebagian masyarakat yang tampaknya kehilangan nalar sehat dan minim pendidikan seks.

Hampir setiap hari, kita disuguhkan berita yang terasa sulit dipercaya oleh akal sehat. Ketika aparat dan penguasa kehilangan arah, dan rakyatnya pun tak lagi kritis, seolah-olah keruntuhan bangsa ini hanya tinggal menunggu waktu.

Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh sebuah video viral yang memperlihatkan seorang perempuan melahirkan tanpa bantuan medis di sebuah warung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Dalam video tersebut, tampak bahwa proses melahirkan terjadi saat sang perempuan berdiri, dan bayi pun lahir tanpa bantuan tenaga medis.

Baca Juga:4 Cara Ampuh Menurunkan Kolesterol Tinggi Secara Alami Setelah Idul AdhaHonda Genio Kalah Saing Terjepit Antara Beat, Scoopy, dan Vario

Banyak netizen memberikan reaksi beragam. Ada yang menilai fenomena ini dari sisi psikologi dan kondisi mental, ada yang mencoba menjelaskan dari sisi ilmiah, bahkan ada pula yang meninjau dari perspektif agama—semuanya berusaha menjawab mengapa proses melahirkan itu tampak begitu mudah dan nyaris tanpa rasa sakit.

Namun, kami pribadi tidak tertarik pada perdebatan teknis tersebut. Yang lebih mengusik hati adalah kenyataan bahwa peristiwa seperti ini bisa terjadi di negara yang katanya menjunjung tinggi nilai-nilai adab dan kemanusiaan. Ketika pelayanan kesehatan tidak lagi menjangkau mereka yang membutuhkan, dan kesadaran sosial terus menurun, kita patut bertanya, ke mana arah bangsa ini akan dibawa?

Krisis Pendidikan Seks di Indonesia

Pemerintah dan masyarakat kerap bersuara satu bahwa kita adalah bangsa yang religius. Segala hal cenderung dikaitkan dengan agama. Kita memiliki Kementerian Agama, penegakan syariat di berbagai daerah, hingga promosi wisata halal dan wisata religi di berbagai tempat.

Namun, di sisi lain, kasus kehamilan di luar nikah, pelecehan seksual, pembuangan bayi, dan kekerasan seksual terus muncul di pemberitaan, hampir setiap pekan. Hal ini mengundang pertanyaan serius: benarkah kita bangsa yang religius, atau justru bangsa yang munafik?

Kita dikenal sangat keras dalam menolak segala bentuk kebebasan seksual. Ketika ada program penyuluhan kontrasepsi bagi siswa SMA, kita mencaci maki Dinas Kesehatan. Ketika seseorang ketahuan berhubungan intim di luar nikah—baik di kos-kosan, rumah, bahkan di tempat tersembunyi—kita menghakimi mereka, mempermalukan mereka, bahkan mengarak mereka keliling desa.

0 Komentar