Ramai Isu Rakyat Miskin Jadi Kelinci Percobaan Bill Gates, Benarkah? Ini Faktanya

Ramai Isu Rakyat Miskin Jadi Kelinci Percobaan Bill Gates, Benarkah? Ini Faktanya
Ramai Isu Rakyat Miskin Jadi Kelinci Percobaan Bill Gates, Benarkah? Ini Faktanya
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Belakangan ini publik dihebohkan dengan isu yang menyebutkan bahwa rakyat miskin di Indonesia dijadikan kelinci percobaan oleh Bill Gates dalam proyek uji coba vaksin Tuberkulosis (TBC) M72. Isu ini menyebar luas di media sosial dan memicu keresahan di tengah masyarakat. Namun, benarkah kabar tersebut?

Isu ini mencuat setelah kedatangan Bill Gates ke Indonesia beberapa waktu lalu. Banyak yang mengaitkan kunjungan tersebut dengan rencana uji klinis vaksin TBC M72, yang disebut-sebut akan dilakukan di Indonesia. Sebagian pihak menuding bahwa masyarakat kelas bawah atau rakyat miskin akan dijadikan subjek uji coba, dan menilai hal ini sebagai tindakan tidak etis.

Narasi semacam ini lantas menimbulkan kecurigaan bahwa Indonesia hanya dijadikan “tempat percobaan” oleh pihak asing, dan Bill Gates dituduh sebagai dalang dari proyek tersebut. Namun, apa sebenarnya fakta di balik uji coba vaksin ini?

Baca Juga:Cara Cairkan Limit Akulaku ke Saldo Dana atau Rekening Bank TerbaruKlik Link Ini Dapat Saldo DANA Gratis Hingga Rp50.000

Profesor Erlina Burhan, seorang dokter paru dan Peneliti Utama vaksin TBC M72 di Indonesia, akhirnya angkat suara untuk meluruskan kesalahpahaman ini. Ia menegaskan bahwa vaksin TBC M72 bukan buatan Bill Gates, melainkan hasil pengembangan para ilmuwan yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun.

Uji klinis dilakukan dengan sangat hati-hati dan beretika. Tahap pertama hanya melibatkan 20–50 relawan, dan jika hasilnya aman, dilanjutkan ke fase kedua dengan 200–300 partisipan. Semua partisipan akan melalui proses seleksi yang ketat dan diberikan informasi serta persetujuan secara sadar.

Tudingan bahwa rakyat miskin dijadikan kelinci percobaan tidak berdasar. Uji klinis tidak dilakukan secara sembarangan dan tidak hanya menyasar kelompok tertentu berdasarkan status ekonomi. Sebaliknya, partisipasi dalam uji klinis bersifat sukarela dan diawasi oleh badan kesehatan nasional dan internasional yang menjamin keamanan serta hak peserta.

0 Komentar