JABAR ESKPRES – Uang kertas pecahan 500 rupiah yang bergambar orang utan kini menjadi salah satu barang koleksi yang sangat diburu oleh para penggemar numismatik atau kolektor uang kuno. Uang ini diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 1992 dan sudah lama ditarik dari peredaran. Meski nilai nominalnya hanya 500 rupiah, nilai koleksinya saat ini bisa berkali-kali lipat, terutama jika uang tersebut masih dalam kondisi bagus.
Di kalangan masyarakat, uang ini sering dijuluki sebagai “uang 500 monyet” karena gambar orang utan di bagian depan yang dianggap mirip monyet oleh sebagian orang awam.
Namun, apa pun sebutannya, uang ini kini memiliki nilai historis dan sentimental tersendiri. Tak heran jika banyak orang rela memburu uang ini demi menambah koleksi pribadi atau untuk keperluan khusus seperti mahar pernikahan atau hadiah unik.
Baca Juga:Tempat Jual Uang 500 Rupiah Gambar Orang Utan di Jawa Barat3 Batu Akik Berubah Warna Paling Dicari Kolektor, Ada dari Indonesia
Selain karena usianya yang sudah cukup tua, desain unik yang menampilkan gambar hewan langka seperti orang utan menjadi daya tarik tersendiri.
Gambar orang utan di uang ini mencerminkan kekayaan fauna Indonesia, khususnya satwa endemik Kalimantan dan Sumatera. Hal ini membuat uang tersebut tak hanya menarik dari sisi koleksi, tetapi juga memiliki nilai edukatif dan budaya.
Faktor kelangkaan juga menjadi alasan utama mengapa uang ini diburu. Karena sudah tidak dicetak lagi dan banyak yang rusak atau hilang, uang 500 rupiah bergambar orang utan yang masih dalam kondisi baik kini jumlahnya sangat terbatas.
Untuk itu, para kolektor pun berlomba-lomba mendapatkannya, bahkan sampai rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar.
Harga jual uang kuno bergambar orang utan ini pun bervariasi. Di pasaran, uang dalam kondisi biasa bisa dijual dengan harga mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 50.000.
Namun, jika uang tersebut dalam kondisi sangat bagus atau belum pernah digunakan (UNC – Uncirculated), harganya bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah tergantung keasliannya, kelengkapan, dan kelangkaannya.