JABAR EKSPRES – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, menekankan sejumlah poin penting di Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang berlangsung di Grand City Mall, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/5).
Dalam pidatonya dihadapan seluruh wali kota, Bima Arya menyebut bahwa untuk menuju Indonesia Emas 2045, setiap daerah harus memiliki kapasitas penguatan fiskal.
Targetnya, pada tahun 2045 mendatang, seluruh kota di Indonesia diharapkan memiliki kapasitas fiskal yang kuat.
Menurut Bima Arya, target tersebut dapat tercapai melalui kebijakan efisiensi yang telah diterapkan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Polres dan Polresta Bogor Kota Ungkap Kasus Premanisme Berkedok Matel, Ratusan Kendaraan Diamankan!
“Sesungguhnya efisiensi itu adalah penguatan ruang fiskal. Efisiensi adalah investasi, efisiensi adalah visi jangka panjang membangun pendekatan baru, kultur baru, cara baru, dengan menghilangkan yang mubazir agar tercipta ruang fiskal yang kokoh,” katanya dikutip Jumat (9/5).
Bima menambahkan bahwa penguatan fiskal daerah merupakan tantangan utama. Meski demikian, dirinya mengapresiasi sepuluh daerah yang memiliki kapasitas fiskal terkuat di Indonesia, salah satunya adalah Kota Bogor.
“Kota-kota di Indonesia yang memiliki kapasitas fiskal kokoh, artinya Pendapatan Asli Daerah (PAD)-nya kuat dibandingkan dengan transfer dari pemerintah pusat,” ucap Bima Arya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyampaikan bahwa penguatan fiskal menjadi tantangan besar, yaitu bagaimana terus mencari inovasi-inovasi baru untuk meningkatkan PAD Kota Bogor.
BACA JUGA:100 Hari Kerja Pemkab Bogor, Pupuk Organik Hayati Extragen Dongkrak Hasil Panen Raya Padi
Tujuannya adalah menjadikan PAD sebagai modal utama pembangunan, baik pembangunan manusia maupun infrastruktur.
“Ini menjadi tantangan tersendiri, karena seperti yang dipaparkan oleh Pak Wamen, ada kurang lebih 10 daerah dengan fiskal yang cukup kuat, dan salah satunya adalah Kota Bogor,” tutur Dedie.
Ia menilai bahwa pentingnya efisiensi, sebab tantangan seperti itu harus disikapi sebagai kesempatan untuk berbenah.
“InsyAllah, dalam APEKSI ini, dengan semangat kebersamaan, kita akan mencari solusi-solusi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang,” tukas Dedie. (YUD)