Ketua PCINU Jepang Berikan Kuliah Tamu Bidang Molekuler untuk Mahasiswa S3 Biologi ITB

BANDUNG – Program Studi Doktor Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB sengaja mendatangkan narasumber Researcher of National Food and Agriculture Research Organization (NARO) Tsukuba–Japan, Achmad Gazali PhD, dalam  kuliah tamu yang membahas Penelitian Retraksi pada Ngengat Betina Musim di Ruang Seminar Labtek XI ITB Kampus Ganesha, Selasa (6/5).

Gazali akrab disapa menjelaskan, hal yang melatar belakangi penelitian biologi ini adalah perbedaan fenotipe antara individu jantan yang memiliki sayap sempurna dan individu betina yang tidak memiliki sayap tidak sempurna.

“Terdapat 126 jenis dari Lepidoptera, dan terdapat setidaknya 26 genus sayap tidak sempurna pada betina, yang diduga merupakan faktor adaptasi terhadap lingkungan yang dingin dan terdapat faktor fungsi reproduksi. Fenomena ini sangat umum tetapi penyebabnya jarang diketahui,” ungkap Gazali di sela-sela kuliah tamu tersebut.

Lebih jauh Gazali yang Ketua PCINU Jepang ini memaparkan, salah satu spesies yang memiliki fenomena tersebut adalah Nyssiodes lefuarius. Nyssiodes lefuarius merupakan suatu spesies ngengat (moth) yang muncul di musim dingin, berhibernasi dalam waktu yang panjang dengan betina yang kehilangan sayapnya.

Dia pun menambahkan, pada fase pupa, terdapat small wings yang terbentuk pada spesies yang memiliki sayap yang tidak sempurna. “Jika pupa dilihat dari mikroskop elektron, terlihat bahwa sayap betina perlahan makin menghilang, sedangkan sayap jantan perlahan makin membesar,” katanya.

“Apa yang terjadi setelah 3 hari? RNA jantan dan betina diekstraksi pada 3 jam, 12 jam, 48 jam, dan 72 jam setelah 20E injection untuk menghentikan dormansi dari pupa. Terlihat bahwa pada jantan dan betina memiliki ekspresi gen yang berbeda,” imbuhnya.

Setelah itu, Gazali melanjutkan, terdapat dua langkah yang dilakukan, yakni melihat autofagi dan w chromosome gene marker untuk membedakan jantan dan betina. Autofagi adalah mekanisme alami untuk mendegradasi komponen yang tidak dibutuhkan dan disfungsional bekerja sama dengan lisosom. Sementara itu, W chromosome gene marker merupakan penanda gen kromosom yang membedakan antara jantan dan betina.

“Biasanya pada Lepidoptera, kromosom betina adalah ZW, sedangkan jantan adalah ZZ, maka W chromosome gene marker dapat menjadi marker yang efektif,” sebutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan