Kabupaten Bogor Belum Siap Digitalisasi Pendidikan, Puluhan Sekolah Masih Blank Spot

JABAR EKSPRES – Presiden Prabowo akan membentuk program digitalisasi pendidikan sebagai upaya mempercepat transformasi digital di ruang kelas.

Pemerintah akan menyalurkan perangkat papan tulis interaktif (smart board) ke berbagai sekolah, guna meningkatkan mutu pembelajaran dan memperkenalkan teknologi sejak dini kepada siswa.

Namun, kenyataan di lapangan tidak semudah itu. Wilayah Kabupaten Bogor, khususnya Kecamatan Sukamakmur, masih menghadapi tantangan blank spot atau daerah yang minim sinyal internet.

Diketahui, hampir semua desa di Kecamatan Sukamakmur mengalami gangguan sinyal yang menyulitkan akses teknologi pendidikan.

BACA JUGA: 3 Wanita Malam Terjaring Razia di Hotel Sudirman Bogor, Beroperasi Tanpa Mucikari

Camat Sukamakmur Bakri Hasan mengatakan bahwa daerah seperti Sukaresmi, Sukadamai, Sukaharja, Sinarjaya, Wargajaya, dan Sukamulya masih memiliki titik-titik blank spot yang cukup besar.

“Hampir semua desa ada blank spot-nya, ini jadi kendala besar bagi sekolah yang ingin menerapkan pembelajaran berbasis digital,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (6/5).

Masalah ini tidak hanya menghambat akses informasi bagi siswa, tetapi juga berdampak pada pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Kepala Sekolah Sukaharja 1, Nasrudin Zen, menjelaskan, beberapa sekolah masih mengandalkan jaringan Wi-Fi, yang sering kali mengalami gangguan saat ujian berlangsung.

“Kadang kalau jaringan bermasalah, sinyal bisa berputar terus. Kasihan anak-anak yang harus mengerjakan ANBK dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.

BACA JUGA: Miris! Pemkab Bogor Nekat Belanja Mobil Dinas Baru di Tengah Efisiensi Anggaran

Di Desa Pabuaran dan Cibadak, misalnya, kondisi blank spot cukup parah. Sekolah seperti SD Cibadak 2, SD Cibadak 3, dan SD Pabuaran 2 masih mengalami kesulitan akses internet.

Sementara itu, jaringan yang tersedia, seperti Indihome, disebut kurang optimal dan tidak banyak digunakan lagi karena kualitasnya yang buruk.

Kondisi ini membuat harapan kepada pemerintah semakin besar. Warga Sukamakmur berharap adanya bantuan konkret untuk memperbaiki kualitas jaringan di daerah yang masih tertinggal.

Saat ini, baru tiga sekolah yang mendapatkan bantuan jaringan, yakni SD Sukaharja 2, SD Sukawangi, dan SD Sinarjaya 3.

“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk perbaikan blank spot, karena dari 30 sekolah yang ada di Sukamakmur, baru tiga sekolah yang mendapat akses jaringan yang lebih baik,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan