JABAR EKSPRES – Ketahanan pangan tak hanya diwujudkan di tingkat nasional atau daerah, tapi bisa juga dimulai dari lingkup yang kecil, termasuk di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Langkah itu dicontohkan Lapas Kelas IIB Sukabumi. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) diajak untuk ternak lele.
Ya, WBP merupakan warga yang divonis bersalah. Namun bukan berarti tidak ada kesempatan bagi mereka untuk berubah. Ada waktunya mereka bakal kembali ke masyarakat.
Makanya mereka juga butuh bekal untuk menyambung hidup, termasuk kegiatan positif selama menjalani hukuman di lapas dan mengelola kolam lele bisa menjadi alternatif.
Kolam lele itu menjadi ladang para WBP untuk mengisi kegiatan selama di lapas. Mulai dari membersihkan kolam, memberi makan ikan, hingga panen.
BACA JUGA: Upaya Pemkot Bandung Hadapi Fenomena Urbanisasi Selapas Lebaran 2025
Hadirnya kolam lele itu bisa menjadi salah satu bentuk ketahanan pangan dalam lapas. Kolam lele jadi salah satu sumber makanan bagi WBP. Saat panen, lele dari kolam itu bisa jadi santapan WBP.
Hal itu juga telah dibuktikan Lapas Sukabumi. Setidaknya dalam beberapa bulan ini kolam lele tersebut telah panen 2 kali. Misalnya pada Rabu (30/4) lalu, 70 kilogram lele berhasil diangkat dari kolam tersebut.
Lele-lele hasil panen itu kemudian dibawa ke dapur lapas, diperuntukkan konsumsi WBP.
Sebelum itu, pada Selasa (8/4) panen lele juga telah dilakukan. Setidaknya da 50 kilogram lele berhasil dipanen.
Budidaya lele itu memanfaatkan sepetak lahan di area lapas dan dibuat 2 kolam lele. “Ini bukti nyata kami dalam mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan,” terang Kalapas Sukabumi Budi Hardiono.
BACA JUGA: Terdampak Banjir, Dirjenpas Tinjau Lapas Cikarang
Budi melanjutkan, kegiatan itu juga menindaklanjuti arahan dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakat. Termasuk dari Kanwil Ditjenpas Jabar. “Kami harap kegiatan ini terus berlanjut,” tuturnya.(son)